Tiba-tiba Aksel menarik tubuh kecil itu sampai ke dada bidangnya. Membuat Ara terkejut.

Dua orang keluar dari toko buku di belakang, untung saja Aksel cepat menarik Ara jadi gadis itu tidak terdorong pintu yang terbuka.

Ara mendongak, anehnya dia menatap Aksel yang kini terkejut melihat siapa yang baru saja keluar.

Ara menoleh cepat, dirinya sendiri kini mematung.

"Ka--kalian?"

"A--Ara?"

"Agam kenapa Lo sama---Della?"

***

Baru kali ini suasana begitu sunyi. Biasanya balkon rumah berisik karena keributan mereka berdua. Kini hanya desir angin malam yang menyeruak.

"Gue jadian sama Aksel."

"Gue juga gak nyangka kenapa hati gue bisa berlabuh ke si buaya itu." Sambung Ara.

Ara menoleh menatap kembarannya lekat. Wajahnya kalut.

"Gue bener-bener gak tau kalau dia--"

"Sejak kapan kalian ketemu?"

"Lumayan lama, dan dia wanita yang baik kok. Gue gak tau harus gimana."

Bagaimana bisa seorang Agam terlihat begitu termenung? Seperti bukan Agam yang Ara kenal.

"Setelah Lo buka hati buat seseorang segala resiko harus Lo tanggung sendiri, Gue suka Fahri jauh lebih lama dari pada Della, gue sering berharap kalau-kalau Fahri milih gue, tapi gak pernah sekalipun gue berniat merebut apa yang udah jadi milik orang lain. Begitu banyak alasan yang bisa bikin Lo tetep tinggal tapi Lo harus cari satu alasan yang bisa jadi batas supaya jangan sampai ada hati yang tersakiti dibalik alasan Lo bahagia."

Kadang-kadang wejangan Ara memang ada benarnya.

Gadis itu berdiri, "selesaiin urusan kalian berdua secepatnya, selama itu gue rasa mulut gue masih bisa bungkam."

***

"Kenapa tiba-tiba ngajak ketemu?"

"Aku rasa gak bisa nunda ini lebih lama."

Fahri merasa hawa aneh di sekelilingnya. Bukankah harusnya dia senang karena akhirnya Della mengajaknya bertemu?

"Kamu pasti juga ngerasain ini kan?"

"Kamu juga tahu kalau sebenarnya perasaan kita itu udah beda." Lanjut gadis itu serius.

"Maksu--"

"Ara."

Lidah Fahri kelu.

"Aku tahu kalau kamu itu suka Ara. Sebenarnya Aku gak terlalu mempermasalahkan di awal, tapi aku rasa--aku juga ngerasain itu sama orang lain."

"Ara itu sahabat Aku Del!"

"Kamu gak sadar kalau selama ini kamu suka Ara kan? tapi kamu ngerasain kalau perasaan kamu ke aku itu memudar. Aku juga sama Fahri,"

"Kita udah bersama hampir 2 tahun, jadi mari kita akhiri ini dengan baik-baik. Aku gak akan marah sama kamu, dan aku juga berharap kamu maafin aku."

"Siapa? laki-laki itu?"

Della yang hendak beranjak tertahan karena pertanyaan Fahri.

"Sebentar lagi aku balik ke Amerika buat lanjut sekolah musik disana. Sebelum itu akan kupastikan kamu tahu siapa dia."

***

Semalam setelah kejadian potek, Fahri mengabari Ara jika hari ini dia ingin bertemu dengannya di sebuah Cafe.

Jomblo, Bodo Amat!Where stories live. Discover now