ANGKASA || 20

395 61 4
                                    

• • •

"Orang jatuh cinta'kan suka lupa segalanya."

• • •

Angkasa mengambil minumnya, mengapa ia sangat kesal sekarang, apa-apan ini?!

Mengapa hari ini menjadi sangat panas?!

Angkasa mengambil handphonenya, ia ingin menanyakan apa yang di bahas Geisha dan Alex, sampai Alex tersenyum begitu. Sial handphonenya mati, sepertinya Angkasa lupa mengisi baterainya.

"Si Angkasa kenapa dah? Mukanya kayak mau makan orang," ujar Brian.

"Cemburu tuh," sindir Alex.

"Cemburu kenapa?"

"Biasalah~"

"Heh! Lo jangan bilang 'biasalah~' gue gak tahu yang mana, banyak yang buat dia jadi cemburu gitu, jadi yang mana?"

Suka heran sama orang yang bilang "biasalah" kalau mau jawab sesuatu. Gak semuanya mengerti dengan kata "biasalah" yang kalian ucapkan itu. Entah aja maksud kalian ini, yang dia artikan itu, kan beda. Jadi, bicaralah yang jelas!

"Lo blo'on banget sih, masa gak tahu! Dia tuh cemburu karena—"

"KAK KASAAAAAA...."

Angkasa menoleh ke samping siapa yang memanggil namanya dengan sangat keras seperti itu, lalu ia berdiri dari duduknya. Angkasa sedikit kaget kenapa Geisha ada di sini?

"Kak kasa," Geisha berlari mendekati Angkasa lalu memeluknya.

"Kangen banget sama kak Kasa."

Masih dengan posisi yang sama Geisha mendongakkan kepalanya menantap manik mata Angkasa yang juga menatapnya lalu tersenyum. "Kak Kasa kangen Geisha, gak?"

Angkasa diam kaku. Senyum itu, senyum yang tak lagi Angkasa lihat 4 hari yang lalu. Sekarang ia melihatnya kembali.

"Dunia sekarang milik berdua," sindir Brian.

"Duh kapan ya gue di apelin kayak gini," lirih Brian.

"Lo pulang ambil pel, terus pelin tuh muka lo," sahut Dimas.

"Itu di pel goblok, ngadi-ngadi lo,"

"I know," ucap Dimas santai.

Geisha masih memeluk tubuh Angkasa dengan sangat erat.

"Gei, lepasin."

"Gak mau."

"Bau keringat, Gei"

"Biarin."

"Malu di lihatin orang."

"Gak pa-pa."

"Gei."

"Iya kak?"

"Lepas."

"Di bilangin gak mau! Masih kangen tau."

"Hoy lepas hoy, lo liat tuh mukanya kak Angkasa sesak nafas dia Geisha... lo peluknya erat banget," ujar Nisa.

"Iyakah?" Geisha melepas pelukannya.

"Eh maaf ya kak." Geisha menyengir.

GEI;KASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang