24. THE SECRET - 2 -

Comincia dall'inizio
                                    

Enggan mencari tempat duduk, Lisa menyandarkan tubuhnya pada dinding. Gadis itu membuka satu persatu halaman yang ia cari, hingga entah di halaman yang keberapa, Lisa menghentikan aktivitasnya. Bola mata gadis itu bergerak cepat mengikuti bait kalimat yang tengah ia baca.

"I got you, Namjoon-ah.." lirih Lisa seraya menyunggingkan senyum miringnya.

Menyadari kamera pengawas, Lisa menutup buku itu perlahan. Meletakkan buku itu setelah berhasil merobek halaman yang ia butuhkan. Sama sekali bukan hal yang sulit, percayalah.

Dengan senyum mengembang, Lisa beranjak menuju tempat semula di mana Jungkook berada. Hingga kemudian, senyum Lisa mengendur seketika kala ia mendapati sosok Jungkook tengah bersama dua orang gadis cantik yang entah siapa.

Kilatan amarah tampak terpancar dari kedua mata Lisa. Kendati di depan sana, Jungkook tampak tak menanggapi dua gadis yang seperti tengah menggodanya itu, tapi tetap saja pemandangan menyebalkan itu telah membuat rahang Lisa mengetat kuat. Bahkan, gadis itu nyaris menarik pistol yang tersembunyi apik di balik pinggangnya jika saja ia tak mengingat dimana kini ia berada.

Dengan sebuah dengusan kasar, Lisa melangkahkan kakinya tegap. Ketukan gadis itu terdengar tegas hingga membuat Jungkook dan dua gadis itu seketika menoleh, mengalihkan atensi penuh kepadanya.

"Chagi, apa kau sudah menemukannya?" Suara Lisa menguar begitu ia berada tepat di sisi Jungkook.

"Tidak, apa kau sudah menemukannya?" Jungkook balik bertanya. Tak ada perubahan ekspresi berarti dari pria itu. Sepertinya, ia tak paham dengan kilatan amarah yang Lisa layangkan pada dua gadis di hadapannya itu.

"Aku sudah menemukannya. Jadi, Chagiya... mari kita pulang." Lisa kembali berucap seraya melingkarkan lengannya di lengan Jungkook . Tak lupa, wanita itu menatap tajam dua gadis yang tak juga beranjak dari hadapan Jungkook itu. Sebuah tatapan yang seolah mampu membunuh dua gadis di hadapannya itu.

"Kau menemukannya? Kalau begitu mari kita pulang." Jawab Jungkook kembali. Pria itu lantas berdiri, meraih pinggang Lisa dan beranjak dari sana.

Ah, dasar Jungkook. Sepertinya ia sama sekali tidak mengetahui gelagat cemburu yang menguar dari tubuh Lisa. Terlihat dari sikap biasa saja yang seolah tak terjadi apapun.

"Jadi, apa yang kau temukan?" Tanya Jungkook begitu keduanya telah berada di dalam mobil. Jungkook yang berada di balik kemudi, dan Lisa yang mendudukkan diri dengan tenang di kursi penumpang.

Tak ingin berlarut-larut dalam kecemburuan yang menyerangnya, Lisa menghela napas panjang. Gadis itu lantas merogoh saku jaket miliknya dan mengeluarkan kertas yang tak lagi berbentuk rapi.

"Kim Hyun Sik, dia adalah mantan menteri pertahanan Nasional. Menjabat selama satu periode di era presiden Yoon Baek Ji dengan segala kontroversi yang pernah melekat padanya. Dan tentu saja dengan isu kudeta akibat pertemanannya dengan salah satu Yakuza Jepang." Jelas Lisa singkat seraya menyerahkan dua lembar kertas di tangannya itu. Kertas yang seketika di terima oleh Jungkook dan di baca seksama oleh pria itu.

"Yakuza?" Suara Jungkook terdengar tak percaya. Dan sekejap berikutnya, kedua bola mata pria itu terbelalak kala ia mendapati dua buah nama yang juga tertulis di sana. Choi Nam Joon dan Min Do Hyun .

"Tak banyak informasi yang terdapat di sana. Tapi setidaknya, kita telah mendapat satu kepingan puzzle yang kita butuhkan."

Jungkook mengangguk, pria itu lantas melipat kembali kertas itu dan meletakkannya di saku jaket yang ia kenakan.
"Kau benar Lisa. Setelah ini, kita tinggal menyusun rencana untuk mencari kepingan puzzle lainnya." Jawab Jungkook. Tangan pria itu terulur, bermaksud memutar anak kunci mobil jika saja Lisa tak bersuara.

"Key..."

Jungkook menoleh. Hanya sekejap, karena yang terjadi berikutnya pria itu terbelalak kala Lisa mencondongkan tubuh demi menyambar bibir tipis miliknya. Salah satu tangan Lisa terulur, menarik tengkuk Jungkook dan memperdalam ciuman yang telah di layangkan oleh gadis itu.

Lisa sama sekali tidak peduli dengan keterkejutan Jungkook. Yang Lisa tau, saat ini belah bibir mereka berdua telah beradu dengan panas dan bergairah. Lidah keduanya saling menelusup dan berkelit satu sama lain, seolah tak ada yang mau mengalah.

Suara decakan demi decakan kecil terdengar, dan seolah hanyut akan suasana, tangan Jungkook telah berada di salah satu buah dada Lisa, meremat dada itu perlahan dan membuat Lisa seketika membuka kedua matanya.

Tanpa bicara, Lisa melepas paksa ciuman mereka berdua. Tak lupa, gadis itu juga menepis tangan Jungkook yang telah merayap nakal di atas tubuhnya, sebuah perlakuan yang membuat Jungkook mengernyit heran.

"Key, singkirkan pikiran kotor mu. Aku tidak sedang mengajak mu bercinta." Ucap Lisa seraya memasang sabuk pengamannya.

"Lantas? Mengapa ciuman mu begitu panas?" Tanya Jungkook heran.

"Itu adalah sebuah pelajaran bagimu Key, jadi bagaimana? Apa aku kurang menggoda bagimu hingga kau membiarkan dua wanita sialan tadi berlama-lama berada di depan mu?"

Sempat tak mengerti dengan arah pembicaraan Lisa, pada akhirnya Jungkook menyunggingkan evil smile nya. Sebuah senyum maut hingga membuat salah satu sudut bibirnya tertarik ke atas.

Mengapa harus cemburu jika di pikiran Jungkook hanya ada Lisa, Lisa dan Lisa? Bahkan, Jungkook sama sekali tidak peduli dengan keberadaan dua wanita tadi.

Ah, sial. Kecemburuan Lisa terasa sangat menggemaskan bagi Jungkook.

Tak ingin menyulut emosi Lisa, Jungkook menghela napas panjang. Sempat terdiam beberapa saat, suara Jungkook kembali menguar kemudian.

"Sepertinya tak ada cara lain, selain kita harus menyelinap ke perpustakaan negara. Di sana, pasti terdapat dokumen yang lebih lengkap. Kita butuh banyak informasi mengenai Kim Hyun Sik. Dan tentang siapa Yakuza yang berteman dengannya itu..." Jungkook menjeda ucapannya. Menyalakan mesin mobil dan tanpa menjalankannya.

"Namun kali ini, kita tak hanya berdua Lisa. Kita membutuhkan Vee dan juga Jim." Tandas Jungkook kembali.

"Ya, aku mengerti. Jadi, kapan kita akan menyelinap ke perpustakaan Nasional Korea?"

"Entahlah, itu bisa ku pikirkan nanti. Aku akan mencari waktu yang tepat. Yang jelas tidak malam ini."

"Kenapa? Bukankah lebih cepat lebih baik?" Tanya Lisa kembali. Gadis itu merasa heran tentu saja.

Namun bukannya menjawab, Jungkook justru tersenyum. Pria itu menoleh ke arah Lisa dengan salah satu sudut bibir yang telah tertarik ke atas.

"Tidak Chagiya... Malam ini, kau harus menjinakkan sesuatu yang telah kau bangunkan."

Paham dengan arah pembicaraan Jungkook, Lisa memutar bola matanya jengah.
"Oh shitt.." umpatnya lirih.

Jungkook terkikik. Pria itu lantas melajukan kendaraannya, membelah keramaian jalanan kota Seoul.

Sepertinya malam ini akan menjadi malam yang panjang... Dan melelahkan tentu saja.

 Dan melelahkan tentu saja

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.
THE PARTNERS (SERIES) || LIZKOOKDove le storie prendono vita. Scoprilo ora