[ M ] Siapapun, tentu tidak menginginkan untuk hidup dalam dunia yang penuh kegelapan. Begitu pula bagi seorang Lalisa. Namun, keadaan-lah yang pada akhirnya membawa Lalisa untuk masuk kedalam dunia penuh darah dengan nyawa sebagai taruhannya.
Tak a...
¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.
• • •
"Apa yang kau temukan?" Jungkook bertanya seraya menoleh ke arah Lisa. Sementara di kedua tangan pria itu sendiri, setumpuk buku nampak berada di sana.
"Belum, aku belum menemukan apapun." Lisa menjawab dengan sebuah helaan napas lelah yang menguar dari belah bibirnya.
Melihat raut wajah lelah sang gadis, Jungkook menyunggingkan senyum tipis. Pria itu memajukan sedikit tubuhnya, meletakkan dagunya di pundak mungil Lisa seolah mengabaikan tumpukan buku yang ia bawa. "Bersemangatlah, sebentar lagi kita pulang. Kalau belum menemukan juga, kita lanjutkan lain kali." Ucap Jungkook sedikit berbisik. Membuat kedua mata Lisa terpejam seketika kala suara berat Jungkook menelusup masuk, menggoda indra pendengarannya.
Usai berucap, Jungkook menarik dagunya dan kembali tegap berdiri. Pria itu lantas melangkah menuju meja kosong yang berada tak jauh darinya. Dengan senyap Jungkook meletakkan tumpukan buku yang ia bawa, memposisikan diri senyaman mungkin sebelum akhirnya mulai memeriksa isi buku yang ia bawa satu persatu.
Sementara, Lisa tak sedikitpun beranjak dari tempatnya. Tanpa sadar, gadis berparas boneka itu memperhatikan segala aktivitas Jungkook. Dan kala pria itu telah tenang dalam duduknya, seketika Lisa terkesiap. Atensinya yang sempat menjelajah tak tentu arah, kini telah kembali ke tempatnya semula. Membuat Lisa tersadar dari lamunannya dan seketika menghela napas perlahan.
Tak ingin membuang waktu lebih lama, Lisa kembali menatap rak buku yang menjulang tinggi di hadapannya. Sebuah topi dan kacamata yang ia kenakan sebagai penyamaran masih setia ia kenakan. Mengingat kini ia dan Jungkook tengah berada di perpustakaan kota, maka ia harus berhati-hati dan tak boleh gegabah.
Saat ini, Lisa dan Jungkook memang tengah berada di sebuah perpustakaan yang terletak di kota Seoul. Beberapa hari yang lalu setelah keduanya mengetahui kemungkinan lain dari tujuan Namjoon, dengan sigap Jungkook mencari tahu segala kemungkinan yang bisa saja menjadi alasan utama dari tujuan kawan sekaligus Boss nya itu. Semuanya harus jelas, mengingat Namjoon adalah sosok yang penuh perhitungan dan teliti dalam segala hal.
Dan di sinilah mereka berada sekarang. Di sebuah perpustakaan kota yang tidak begitu besar. Mencari segala hal yang bisa menjadi bagian dari kepingan-kepingan puzzle yang masih berserakan itu. Di mulai dari, Kim Hyun Sik.
Di hadapan Jungkook, tumpukan buku menjulang hingga sebatas dada pria yang tengah mendudukkan diri itu. Beberapa buku yang mungkin saja menyangkut biografi para petinggi negara yang telah meninggalkan jabatannya. Dari yang masih hidup, bahkan yang hanya tinggal nama.
Di sisi lain, Lisa melangkahkan kaki perlahan. Bergerak menuju rak lain seraya mengedarkan pandangannya, menjelajahi setiap sudut rak dengan teliti. Hingga akhirnya, sebuah buku yang berada di hadapannya membuat kedua alis gadis itu bertaut tajam. Mengamati judul buku yang bahkan terlihat tak menarik itu.
Merasa menemukan apa yang ia cari, Lisa menyambar buku itu. Membukanya cepat dengan kedua mata yang penuh binaran di dalamnya. Bagaimana tidak? Buku dengan judul pejabat pemerintahan Tiga tahun lalu itu, seolah menjadi Jackpot baginya.
