[ M ] Siapapun, tentu tidak menginginkan untuk hidup dalam dunia yang penuh kegelapan. Begitu pula bagi seorang Lalisa. Namun, keadaan-lah yang pada akhirnya membawa Lalisa untuk masuk kedalam dunia penuh darah dengan nyawa sebagai taruhannya.
Tak a...
Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.
• • •
"Katakan Lisa, mengapa hanya aku?"
Lisa terdiam. Kendati bibir gadis itu terkatup rapat, namun sorot mata Lisa tak mengendur sama sekali, membalas tatapan mata Jungkook yang begitu lekat padanya.
Lisa paham, Jungkook tentu bertanya-tanya. Kepala pria itu pasti di penuhi dengan berbagai pertanyaan apa, mengapa dan bagaimana, mengingat jika ia memang berlaku berbeda hanya pada Jungkook seorang.
Jadi apa alasannya?
Saling terdiam seolah tengah merasakan deru nafas masing-masing, belah bibir Lisa terbuka perlahan, membuat fokus Jungkook teralih pada bibir bervolume penuh dan terlihat menggairahkan itu.
"Kau mau tahu alasannya?"
Sorot mata Jungkook kembali terangkat, menatap lamat kedua mata Lisa.
"Alasannya adalah, karena itu Kau."
Jawaban Lisa sontak membuat Jungkook mengernyit. Semburat garis-garis tipis memenuhi dahi pria itu. "Aku?" Cicitnya.
Lisa menghela napas perlahan, meletakkan kedua tangannya di depan dadanya sendiri dengan tubuh yang bersandar. Sementara Jungkook tetap berada di posisinya semula, berada tepat di depan Lisa dengan salah satu tangan yang bersandar di dinding, seolah mengunci pergerakan gadis itu.
"Ya, alasanku karena itu adalau Kau, mr. Key."
Jungkook mendecih. Salah satu sudut bibirnya tertarik ke atas, hingga menimbulkan smirk di wajah tampannya. "Kau bercanda Lisa?"
"Apa bagimu aku terlihat bercanda?" Lisa kembali bertanya, membuat senyum Jungkook mengendur seketika. Sungguh, gadis di depannya ini sama sekali tak mampu di tebak.
Jungkook terdiam, ia hanya ingin membuat Lisa berbicara lebih banyak padanya. Ia adalah seorang pemecah kunci, namun kehadiran Lisa seolah adalah sebuah teka teki yang sangat sulit untuk ia pecahkan. Jika saja Lisa tak berbeda padanya, mungkin Jungkook tak akan sepenasaran ini. Namun jika bersamanya, mengapa Lisa kerap menunjukkan sisinya yang lain?
Salah satu alis Jungkook terangkat, pria itu juga memajukan sedikit wajahnya hingga membuat ia mampu merasakan hembusan nafas Lisa.
"Jawaban yang kau berikan, sama sekali tidak memuaskan untukku." Baritone suara Jungkook merasuk kedalam rungu Lisa. Membuat Lisa memejamkan kedua matanya tanpa sadar kala suara berat yang cenderung berbisik itu terasa menggelitik pendengarannya.
Cklek,
Atensi Jungkook dan Lisa seketika teralih pada suara pintu yang terbuka. Keduanya menoleh serempak. Dan tepat di ambang pintu, Hoseok telah berdiri dengan pandangan yang sulit di artikan.
