14. SMOOTH CRIMINAL

9.1K 1.2K 1.3K
                                    

For This Chapter 🖤



Ruangan yang berukuran tak begitu besar ini terlihat begitu gelap, hanya secercah cahaya yang masuk dan menyiram beberapa titik di dalam ruangan itu. Kendati sebuah lampu bertengger di salah satu dinding yang berada di sana, namun nyatanya lampu itu tetap padam dan tidak menyala.

Di sebuah kursi yang berada di sana, terdapat presensi sesosok pria yang terlihat sesekali meringis kesakitan kala ia membersihkan luka di salah satu bagian tubuhnya. Sebuah perlengkapan obat terlihat di depan pria itu, tergeletak begitu saja di sebuah meja kecil yang tak jauh dari tempat dimana pria itu berada.

Ctek,

Pria yang masih fokus dengan lukanya itu seketika terkesiap. Pria itu menoleh, dan ia mendapati seorang pria lain yang melangkah ke arahnya.

"Bagaimana lukamu? Seminggu berlalu, apa lukamu belum mengering, Albern?"

Pria yang tengah membersihkan lukanya -Albern- itu, seketika mendecih. Seperti tak peduli pada atensi temannya -DoHyun- yang kini telah mendudukkan diri tepat di sisinya.

"Jadi sebenarnya, dengan siapa kau bertemu? Benarkah kau hanya korban dari salah tembak?" Dohyun menolehkan kepalanya, kedua matanya memincing tajam menatap Albern.

Albern terdiam, pria itu memilih membalut kembali luka di lengan atasnya menggunakan perban.

Dohyun menghela napas lelah. "Peluru yang bersarang di lenganmu itu berasal dari senjata api berjenis FN 57, aku sudah menyelidikinya dan aku yakin pemiliknya bukan orang sembarangan. Jika kau tak ingin memberitahuku, aku akan mencarinya sendiri." Ucap Dohyun, pria itu lantas berdiri dan bersiap melangkah keluar meninggalkan Albern sendirian di ruangan gelap itu.

Namun kala kedua kaki Dohyun menginjak pintu keluar, pria itu menghentikan langkahnya dan kembali bersuara.
"Ku harap, ini tak ada hubungannya dengan adikmu itu Albern. Karena jika tebakan ku benar, akupun tak akan segan menghabisi siapapun yang berurusan dengan 'kawan' lamaku itu."

Pintu telah tertutup, meninggalkan Albern sendiri seperti sedia kala. Ruangan sempat hening sejenak sebelum akhirnya Albern mendengus kasar. Pria itu mengusak surainya, seolah tengah mencurahkan segala hal yang berkecamuk hebat di dalam dadanya.

"Lisa, kau tak mungkin berurusan dengan orang-orang itu kan? Ku mohon Lisa, ku harap pemikiranku salah."

•••

Langit hitam telah merambat, seolah mengantar sang surya untuk kembali ke peraduannya.

Di dalam markas, Jungkook dan kedua rekannya tengah berbenah, mempersiapkan segala sesuatu yang mereka butuhkan demi suksesnya misi yang akan mereka jalani.

"Lisa, ini untukmu."

Lisa mendongak, atensi gadis itu teralih pada Jimin yang menyerahkan sesuatu padanya. Lisa menerima benda kecil berwarna emas pemberian Jimin, menimang benda itu sejenak dengan dahi mengernyit samar.

Seolah mengerti akan kebingungan Lisa, Jimin seketika mendudukkan diri tepat di sisi Lisa seraya mulai berucap pelan.

"Itu adalah Golden Chip. Benda itu bisa kau gunakan sebagai akses masuk dan membuatmu menjadi member VVIP di Kasino milik Malvin. Aku berhasil mendapatkannya semalam, jadi kau tak perlu khawatir tentang pemeriksaan atau apapun, karena dengan chip itu, penjaga di sana tak akan berpikiran macam-macam tentangmu." Jelas Jimin panjang lebar.

THE PARTNERS (SERIES) || LIZKOOKWhere stories live. Discover now