08

409 65 2
                                    

JANGAN LUPA VOTE & COMMENT NYAA..👌


•••


Rose sudah siap untuk tidur. Dia duduk sembari bersandar di atas ranjang dan menunggu Aera yang sedang di kamar mandi.

"Ayo, sini tidur" kata Rose saat Aera sudah keluar dari kamar mandi.

Aera segera mendekat. Tapi bukannya berbaring, dia malah duduk di pangkuan Rose.

"Eh ? Kenapa tidak langsung berbaring ?"

Aera menggeleng, kemudian ia memeluk dan menyenderkan kepalanya di depan dada Rose.

"Aera, ada apa ?" Tanya Rose sembari mengusap kepala Aera.

"Ibu, aku sedih"

"Hm ? Sedih kenapa ?" Rose berusaha untuk menatap Aera, tapi gadis kecil itu tidak mau melepaskan pelukannya.

"Apakah hanya aku saja yang tidak pernah bertemu dengan ayah ?"

Rose memejamkan matanya sesaat. Dia tidak bisa tahan jika ini menyangkut hal itu.

"Semua teman-teman selalu bermain dengan ayah mereka, tapi aku tidak pernah"

"Sayang-"

"Ayah jahat! Kenapa ayah tidak pernah pulang dan bermain dengan ku ?"

Rose benar-benar tidak bisa menjawab hal itu.

"Apakah bagi ayah hanya pekerjaan yang penting ? Kenapa ayah tidak mau menemui ku ?"

Rose terkejut saat mendengar isakan putri kecilnya itu. "Aera-"

"Aku ingin seperti teman-teman ku yang bermain dengan ayah mereka" lalu Aera menyembunyikan wajahnya di dada Rose dan tetap menangis.

Rose membalas pelukan Aera dan satu tangannya mengusap kepala gadis kecil itu. "Sayang, tolong jangan menangis. Ibu tidak bisa melihat mu menangis seperti ini"

"Ibu, ayah jahat kan ? Ayah tidak mau pulang" ujar Aera pelan di tengah-tengah isakannya.

Tanpa diminta, air mata Rose pun ikut mengalir. Hatinya ikut sakit. "Aera, kau jangan seperti ini, ya ? Jangan memikirkan ayah mu lagi jika itu membuat mu sedih"

"Aera, tidak apa-apa jika ayah mu tidak mau pulang. Aera kan masih punya ibu. Ibu akan selalu menemani mu. Ibu akan selalu bermain dengan mu. Ibu juga akan menjadi ayah untuk mu" lirihnya pada kalimat terakhir.

Aera tak membalas. Dia hanya menangis di pelukan sang ibu.

===

Rose menatap lamat wajah Aera yang sudah terlelap. Dia masih merasakan rasa sesak di hatinya.

Ia baru saja berhasil menenangkan Aera dan membuat anak itu tertidur.

"Kau adalah sumber kekuatan ibu. Jika kau menangis seperti ini...ibu pun tak berdaya, sayang. Ibu mohon...jangan lagi memikirkan ayah mu"

Setelah beberapa lama, Rose pun berdiri dan langsung mengambil sesuatu dari dalam lemarinya.

Ia mengambil sebuah foto di lemari bagian paling bawah.

Tatapan benci terlihat pada wajah Rose pada foto itu. "Kau..kau tidak pantas menjadi ayah nya" gumamnya.

Dengan cepat Rose merobek-robek foto itu sehingga menjadi potongan yang sangat kecil.

"Kau sudah membuat putri ku menangis!"

"Aku tidak akan pernah membiarkan mu bertemu dengan Aera!"

Rose membuang potongan foto itu ke tempat sampah. Lalu ia langsung pergi ke kamar mandi.

STRUGGLEWhere stories live. Discover now