Hebat sekarang dia menggunakan koneksinya sekarang. Lantas perkataan itu berhasil membuat gue membeku ditempat. Disatu sisi gue ingin menolak, membantah semua ini tapi tidak ada satu kata pun yang keluar dari mulut gue.

Gue takut.

Gue meneguk saliva dengan susah payah dan menatap mata dia dengan gugup, seketika mulut gue tidak bisa mengeluarkan sepenggal kata pun, "A-aku.."

"CUKUP TUAN CHOI, KENAPA ANDA MEMAKSAKAN ANAK KITA DEMI KEMAUAN MU SENDIRI?!" Mama gue membuka suara, dia juga tersulut emosi karena suaminya itu.

plak

Mata gue terbuka lebar melihat itu, bagaimana tidak? Melihat ibu yang kalian sayangi ditampar oleh ayah kalian sendiri. Dan sang ibu sekarang sudah tergeletak di lantai dengan lemas.

Papa naik pitam melihat mama tergeletak dan dia memegang pundak istrinya supaya kembali berdiri menghadap dia dan menggoncang-goncang tubuh mungilnya dengan kasar, "SAYA MELAKUKAN INI DEMI KITA! DEMI PERUSAHAAN KITA! DEMI ANAK KITA JUGA! UANG YANG KITA DAPATKAN JIKA BEOMGYU MENIKAH BISA DIGUNAKAN UNTUK PENGEMBANGAN BISNIS KITA!"

Mama semakin menangis melihat itu kemudian menggeleng keras, "Engga kamu ga mikirin keluarga kita! Kamu hanya mikirin kamu sendiri dan UANG!" Dia menekankan kata uang dan lagi-lagi papa gue menamparnya dengan keras hingga terjatuh di lantai.

plak

Dengan cepat gue mendudukan diri ke lantai dan memeluk tubuh mama yang sudah bergetar hebat karena menangis menjadi-jadi di perdebatan ini, "CUKUP PA! J-JANGAN PUKUL MAMA LAGI!" Teriak gue juga dengan suara yang meninggi.

Gue meneguk saliva gue dengan susah payah dan mengepalkan satu tangan gue sebelum berbicara, "B-b-beomgyu n-nerima p-perjodohannya.." Ucap gue sambil menahan buliran air mata bening yang sudah menumpuk di pelupuk mata.

Tangisan mama semakin menjadi-jadi setelah mendengar bahwa gue menerima perjodohan itu, dia mengeratkan pelukan tersebut. Ibu mana yang tidak akan menangis jika anaknya dipaksa melakukan sesuatu yang bukan kemauannya sendiri.

Apalagi ini bersangkutan dengan masa depan anaknya sendiri. Dan iya yang terpenting untuk suaminya hanyalah uang.

Tuan choi tersenyum dengan penuh kemenangan, "Bagus anak muda."

"Tapi saya ada 1 permintaan pa." Gue menatap netra tuan choi— ayah lurus.

Dia beralih menatap gue dengan tatapan yang sangat gue benci, "Katakanlah anak ku."

"Biarin beomgyu tetep deket sama dia, cuma sahabat tidak lebih dan j-jangan memukul mama lagi," Pinta gue dengan tatapan berkaca-kaca sambil menenangkan mama gue yang sedang menangis dipelukan gue.

Tuan choi mengulas senyum tipis di wajahnya, "Baiklah, tau lah batas dengan diellza! Saya akan tetap memantaumu!" Final dia kemudian melangkahkan tungkainya untuk meninggalkan kita berdua di ruang tamu.

"Maafin gue za.." Lirih gue pelan setelah Tuan Choi benar-benar pergi dari pandangan gue.

-flashback end-

Ini merupakan rahasia yang sangat besar dan kupendam dalam diri gue sendiri, kenapa gue ga mau ngomong ke temen-temen gue? Gue bakal ngomong mungkin. Tapi ngga sekarang.

Yang pasti sekarang adalah,

Gue sudah kalah dalam permainan ini.

Dan sudah tidak ada harapan gue bisa kembali ke diellza?

-TBC-

N.b : haii! Gimana? Tebakan kalian bener gaa? Kalo bener ya hebatt! Kalo salah WKKWWKKWKWKW aku baca komen kalian sambil ketawa² WKWKWKWKWKKW

Btw vote kemarin belum 25 :( tapi aku udah up soalnya aku pengen wkkwkwkwkw jadi ayo vote! Kalau kalian mau aku up chap slanjutnya!!

Oyaa sekalian aku mau promosi bentarr

Iyaa aku buat cerita oneshoot tentang yeonjun

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Iyaa aku buat cerita oneshoot tentang yeonjun. Jadi mampir yaa! Aku tunggu jejak kalian disana!!

Makasi banyak sudah baca sama vote semesta!!

✓ Semesta | Choi BeomgyuWhere stories live. Discover now