ANGKASA || 06

501 114 22
                                    

• • •

Di balik sikapnya yang cuek, terdapat rasa khawatir yang mendalam.

• • •

Sekarang Geisha dan Edo sedang berdiri tegak di tengah lapangan dengan tangan yang melipat hormat di depan tiang bendera.

Panas matahari yang terik rasanya membakar kulit Geisha. Walaupun panas pagi tetap saja itu panas. Tubuh Geisha sudah di penuh banyak keringat begitu pun dengan Edo.

"Anjir panas banget!! Hitam ni kulit gue. Mama..." rengek Geisha.

Geisha menoleh ke samping di mana di sana ada seorang Edo. "Gara-gara lo ni gue di jemur kayak ikan asin," ujar Geisha.

Edo menatap tajam Geisha. "Lo yang pulang, Jubaidah! Kenapa nyalahin gue?!"

"Lo yang mulai ngajak ribut!"

"Lo!"

"Lo!"

"Lo!

"Mau ngajak gue ribut lagi?!!"

"Gak guna ribut sama lo!" ucap Edo.

"Gak jelas!"

Edo dan Geisha kembali memandangi tiang bendera karena melihat tatapan seseorang dari atas, siapa lagi jika bukan buk Titin.

"Kenapa tiba-tiba kepala gue pusing?" gumam Geisha.

"Edo, kepala gue pu-" penglihatan Geisha mulai gelap dan,

"GEISHA!" Geisha mendengar seseorang yang memanggilnya sebelum kesadarannya menghilangkan.

Bruk!

Tubuh Geisha hampir terjatuh jika seseorang tak menangkapnya. Geisha pingsan.

• • •

"Lo suka kan sama Geisha?" Tanya Brian.

"Maksud lo?"

"Udah lah gak usah ngeles, gue tau lo suka sama Geisha," ujar Brian.

"Sotoy." Brian terkekeh.

"Sih Geisha di hukum tuh di lapangan," ujar Alex yang baru datang bersama Dimas, mereka habis dari toilet.

"Dari mana lo tau?!" Brian menyipitkan matanya menatap Alex curiga.

"Gue lihat dia tadi di bawah tuh di suruh hormat bendera sama buk Titin," jelas Alex.

"Dia sama Edo yang di hukum," selah Dimas.

"Kenapa di hukum?" tanya Angkasa penasaran.

Brian dan Alex tersenyum lebar kecuali Dimas mereka melihat Angkasa, ia tebak sahabatnya ini benar memiliki rasa dengan Geisha.

"Gue denger-denger nih tadi, dia itu ribut sama si Edo di kelas sampe suara di tinggi-tinggin, terus pas ada buk Titin si Geisha mau ngomong kasar eh keciduk oleh buk Titin terus di hukum," jelas Dimas.

Angkasa bangkit dari duduknya, ia berlari keluar kelas benar saja di bawah sana ada Geisha yang sedang berdiri dengan wajah yang pucat.

Angkasa segera berlari kebawah untuk menemui Geisha.

"GEISHA!" teriak Angkasa.

GEI;KASA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang