CVC 23. Pesan

119 15 0
                                    

[Ell, kamu sudah sampai rumah?] Pesan dari Gabriel masuk ke ponsel Elliana.

Gabriel sempat menunggu balasan pesan itu sampai ia merenung di tempat tidurnya. Tangan di belakang kepala, memandangi langit-langit kamar apartemen yang dibelinya dari tabungan gajinya setelah bekerja pada Aaron serta royalti dari beberapa produk obat. Mungkin Elliana sudah tidur, pikirnya. Ia pun meletakkan ponselnya ke nakas, memutuskan berhenti menunggu balasan. Gabriel lalu tidur pulas.

Gadis yang dihubungi tidak bisa membalas pesan tersebut karena sudah tepar di kasur.

Keesokan paginya, Elliana membuka mata, langsung meraih ponselnya dan mengaktifkan nomor Cassandra. Pesan dari Rosalinda langsung memenuhi kotak masuknya. Belum selesai mengetik balasan, Rosalinda meneleponnya.

"Kamu ini, ya, aku hampir bikin laporan orang hilang, kalau nggak aku bakal menghubungi Bapak Aaron untuk menanyakan keberadaanmu," omel Rosalinda.

Elliana menyahutnya sambil bangun dari kasur. "Ya, janganlah. Kamu bakalan meru.sak hubungan aku sama Bapak Aaron. Diam aja, anggap gak ada apa- apa aku sama beliau."

"Eh, seriusan kamu ada main sama Bapak Aaron? Uangnya langsung dikirim loh, nggak pakai urusan ribet."

Elliana mengambil handuk dan pakaiannya lalu berjalan ke kamar mandi sambil mengempit telepon di telinga. "Bukan main yang gimana- gimana. Aku bilang aku nggak mau kerja sama dia lagi kalau dia nggak profesional. Aku pura- pura ke Paris biar dia kira aku sok sibuk, gitu. Emang dia kira dia klien satu- satunya?"

"Waah, hebat trik kamu, Cass. Jadi dia kayak takut kalah saing gitu, ya? Wkwkwk. Eh, Cass, rencana kamu berikutnya apa? Ayolah, biar aku cari sponsor dan promosinya."

"Rencananya aku mau live lelang lukisan baru aku. Mungkin seminggu lagi. Bisa dapat sponsor gak ya?"

"Pasti bisa lah! Kamu tenang aja, aku yang uruskan!"

"Oke. Habis ini aku gak bisa ditelepon, ya. Ada apa- apa kirim pesan aja."

"Oke, Cassie. Aku sudah biasa dengan gaya misterius kamu. Aneh aja, kamu yang paling jaga privasi dibanding selebgram lainnya yang aku handle."

"Aku negbosenin sehari-harinya. Gak ada yang menarik. Dah, ya aku mau latihan yoga dulu." Elliana lalu memutus panggilan telepon dan memutar musik di ponsel sebagai pengiringnya mandi dan berdandan.

Tidak ada latihan yoga yang dibilangnya pada Rosalinda. Aslinya ia berlarian ke sana kemari mengurus kucing sambil menyiapkan sarapan roti bakar pakai celupan telur diolesi selai stroberi. Setelahnya ia buru-buru mengenakan sepatu pantofel sengketanya lalu meninggalkan apartemen.

Padatnya lalu lintas membuat Elliana terlambat tiba di kantor, tetapi karena data pemecatan dan posisi barunya belum diperbarui, ia bisa lolos dari catatan absen digital. Ia berlari kecil menuju lift karyawan yang baru terbuka, akan tetapi ia berdiam diri tidak jadi masuk karena melihat Aaron dan Gabriel ada di dalam lift itu. Ia terhenyak karena sempat beradu mata dengan Aaron. Bak adegan film, pas pintu lift nyaris tertutup, tangan Aaron menahan pintu dan lift terbuka lagi. Elliana hendak tenang jadi tidak jadi tenang. Ingin pura-pura tidak melihat pun tidak bisa karena Aaron menegurnya.

"Cepat masuk!" seru Aaron. Hanya ia dan Gabriel di dalam lift. Karyawan lain tidak tampak karena semua sudah di posisi masing-masing.

Elliana menggeleng kikuk. "Nggak usah, Pak. Bapak aja, silakan pakai liftnya duluan. Saya nanti habis Bapak aja," sahutnya. "Gak enak hati saya selift bareng Bapak."

Kening Aaron mengernyit. Heran memikirkan alasan Elliana. Gabriel melirik jam tangannya. "Kamu terlambat, ya, Ell?" ujar Gabriel seraya melayangkan tatapan menyelidiknya pada Elliana. Elliana tersipu dan tertunduk dalam. "Ehm, iya, Pak, tadi di jalan macet, Pak. Saya telatnya cuma 10 menit, kok, Pak. Nanti saya ganti pulangnya saya lebih lambat 1 jam, adil 'kan, Pak?"

Cassandra VS Cassanova (END)Where stories live. Discover now