CVC 9. Narsis

308 28 0
                                    

Ibarat sebuah perhentian di alam baka. Kau hendak menuju surga, ada iblis menawarimu madu dan racun. Dua- duanya tetap menjerumuskanmu ke neraka. Cassandra berusaha berpegang teguh pada pendiriannya, yaitu ia harus balas dendam pada Aaron dan mengambil uangnya secara profesional karena itu, Aaron tidak boleh tahu dia adalah Cassandra Elliana mantan pegawai Novantis atau semuanya akan gagal total.

Aaron adalah penakluk wanita yang akan menghancurkan hidup dan kariernya karena itu ia tidak akan kalah dari hasutan nafsunya. Pria itu dengan santai menikmati ketelanjangannya. Senyum penuh percaya diri yang mengesalkan. Buah- buahan dan minuman anggur di meja menjadi ornamen tambahan dari potret sekujur tubuh yang diinginkan Aaron. Layaknya lukisan model zaman reinasans.

Cassandra memasang kanvas di sandaran. Menganggap Aaron adalah patung model telanjang di kelas seni, hanya saja pria itu sangat ribut dan mengganggu. Cassandra memilih diam, memasang earpiece bluetooth-nya yang memainkan lagu bernuansa gelap dan dendam, membantunya berkonsentrasi pada pekerjaan.

(Song: Lana Del Rey: "When The World was at war before, we just kept dancing")

Boys, don't forget your toys
And take all of your money
If you find you're in a foreign land
Boys, don't make too much noise
And don't try to be funny
Other people may not understand

Pensil Cassandra mulai menggores. Matanya menajam melihat saksama garis tubuh Aaron lalu memproyeksikannya ke kanvas. Semua lekuk maskulin menghasut itu membuat laju aliran darahnya meningkat. Cassandra pusing kepanasan. Rasanya ia ingin membuka pakaiannya.

Shake it up, throw your hands up and get loose
Cut a rug, lean into the fuc.king youth
Choreo, we just want the fuc.king truth
(Told by the frightened)

Is it the end of an era?
Is it the end of America?
Is it the end of an era?
Is it the end of America?

Bukan akhir dari apa pun kecuali akhir dari dendamnya jika diketahui wajah aslinya tidak secantik Cassandra sang artis.

No, oh
It's only the beginning
If we hold on to hope
We'll have a happy ending
When the world was at war before
We just kept dancing

Ya, itulah yang mesti dilakukannya. Tetaplah bertahan sebagai Cassandra sampai titik darah penghabisan.

When the world was at war before
We just kept dancing ....

Aaron mengembus napas jenuh, melihat Cassandra sangat konsentrasi pada pekerjaannya dan tidak bisa diajak bicara, tetapi Aaron tidak kehilangan kesenangan. Ia berpose sambil menelepon wanita yang akan jadi teman kencannya malam nanti. Diliriknya Cassandra berhenti menggambar lalu mendesah kesal terganggu dengan ulahnya. Gadis itu berkacak pinggang, menatapnya lekat dan mendengkus.

Aaron berujar terburu- buru pada lawan bicaranya. "Aku pergi dulu, Kitty Baby, ada yang harus kulakukan. Sampai jumpa!" Lalu ia menutup ponselnya. Ia menyengir pada Cassandra. "Ada apa? Apa ada sesuatu yang kau butuhkan?" tanyanya sambil menggerakkan otot area scrotumnya sehingga ... kalian tahu ... spons sedepa berkepala tumpul itu mencuat- cuat seperti jari telunjuk menyentil- nyentil.

Ihhh, Cassandra geli hingga buku kuduknya meremang membayangkan benda itu hidup bergerak sendiri. Bulir peluh mengalir di lehernya. Namun ia terbiasa bersikap ketus pada pria narsis itu. "Bolehkah aku minta sesuatu?" tukasnya.

"Tentu, Babe. Katakan saja apa yang kau inginkan. Aaron siap mengabulkannya."

"Aku perlu kopi es tambah susu dan sirup moka. Itu membantuku lebih tangkas melukis. Dan juga sekotak rokok low nikotin. Aku perlu menjernihkan pikiranku."

Cassandra VS Cassanova (END)Where stories live. Discover now