CVC 27. Isu

222 12 0
                                    

Setelah Aaron tidak ada lagi di lobi, Elliana keluar dari persembunyiannya. Ia ke ruang kerjanya untuk mengambil beberapa berkas lalu pergi ke pabrik seperti yang dijadwalkan sebelumnya. Karena perhatian Aaron sedang terpusat pada Cassandra dan lelang lukisannya nanti, ia tidak menggubris Elliana lagi. Elliana bisa bekerja dengan tenang dan membuat laporan pada Gabriel. Mereka semakin sering berduaan dan itu menimbulkan bibit- bibit kecurigaan.

Wiwi mengirim pesan pada Elliana. Pas Elliana lagi makan siang sama Gabriel di sela kegiatan lapangan. [Tau gak, Ell? Anak- anak di sini pada gibahin kamu. Bilangnya kamu ada main sama Bapak Gabriel, makanya kamu bisa ngambil proyek dan kerja seenaknya.]

Muka Elliana menegang dan mata terbelalak, lalu segera membalas pesan itu. Gabriel yang duduk berhadapan dengan Elliana memperhatikan tanpa terganggu makannya, menyantap ayam geprek level 15.

[Astagfirullah! Ada main gimana? Trus kerja seenaknya gimana? Kalian itu liatnya kayak yang enak-enaknya aja ya? Apa perlu aku kasih liat nih rambutku rontok dan kurang tidur gegara ngerjain proyek ini. Dikira aku ongkang- ongkang kaki doang apa macam Ibu Yosephina?]

[Nah, itu, Ell. Kayaknya Ibu Yosephina yang suruh kaki tangannya nyebarin isu itu, Ell. Kan dia juga banyak penjilat- penjilatnya.]

[Isu apa sih?]

[Kamu tidur sama Bapak Gabriel buat ngambil alih proyek itu.]

[Astagfirullah. Itu fitnah keji banget! Kalau digosipin tidur sama Bapak Aaron masih mendingan, tetapi ini ngelibatin Bapak Gabriel? Dia orang baik. Tega banget sih mereka.]

[Ya, gitulah, Ell. Aku nggak tahu mesti ngomong apa soalnya aku nggak tau kebenarannya, tapi syukurlah kalau itu gak bener. Aku mau ngasih tau aja sih, biar kamu nggak kaget n biar gak salah paham juga sama Bapak Gabriel.]

Elliana lalu tercenung, memikirkan balasan buat Wiwi. Gabriel sedang minum air mineral buat mengurangi kepedasan sambil melirik Elliana yang kebingungan. "Ada apa, Ell? Kamu kayak lagi sakit perut aja. Mules kah?" tanya Gabriel.

Elliana tersentak sadar ada pria itu di hadapannya. "Eh, enggak, Pak," jawabnya sambil mengeleng kecil. Ia lalu membalas Wiwi. [Makasih atas pemberitahuannya, Wi.]

Elliana lalu memperlihatkan pesan antara ia dan Wiwi pada Gabriel. Pria itu melihat dengan penuh perhatian. "Ini, Pak. Biasa, ada gosip di kantor dan bikin saya jadi nggak enak sama Bapak ...," ucap Elliana sungkan.

Gabriel mendelik, lalu lanjut minum. Meski kepedasan dan berkeringat, wajah Gabriel tetap anteng. Ia melepas jasnya, sehingga memperlihatkan mengenakan kemeja putih yang licin tersetrika. "Biarin aja, Ell. Toh itu semua gak bener," katanya santai. "Nggak ada yang perlu kita klarifikasi, yang penting tetap fokus pada kerjaan. Kita nggak bisa menutup mulut semua orang. Mau dijelaskan bagaimana pun, orang iri akan selalu mencaci. Kita buktikan saja dengan keberhasilan proyek kita nanti."

Elliana merasa lega mendengar ucapan bosnya itu. Sangat menenangkan. Ia tersipu dan tertunduk dalam menyembunyikan senyumnya. "Iya, ya, Pak, bener juga," gumamnya. Mereka lalu lanjut makan dan sama- sama kepedasan, tetapi malah semakin lahap.

"Enak, ya, ayam geprek-nya di sini, Ell. Kamu sering makan di sini, ya?" ujar Gabriel mengajak obrolan santai.

Elliana terkekeh riang. "Ehehhe, iya, Pak. Murah meriah lagi, Pak. Ada menu jamur krispi-nya enak juga, Pak."

"Oh, ada toh? Kok kamu nggak bilang? Saya suka jamur krispi."

"Oh ... saya nggak tau. Maaf, Pak. Kalau saya pesanin sekarang, gimana?"

Gabriel menggeleng sambil mencicipi ayamnya. "Nggak usah. Ini aja dulu dihabisin, udah kenyang. Ntar aja kalau kita ke sini lagi."

Elliana termangap sekilas, lalu buru- buru menutup mulut, tercenung memandangi Gabriel yang makan sangat bersemangat meski pakai tangan dan di kedai murahan. Laki- laki yang lama tinggal di luar negeri rupanya tetap bisa menikmati selera asal tanah kelahirannya. Sadar dari lamunannya, Elliana lanjut makan lagi.

Cassandra VS Cassanova (END)Where stories live. Discover now