16. Ikhlas dan Niat

1.1K 520 721
                                    

haiiiiiii gaissss!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

haiiiiiii gaissss!

kangen ga nie?

spam komen sampe 400 bisa? nanti aku langsung up kalo tembus!

jangan lupa vote and komen sebelum membaca😘

📝Sudah revisi kecil ada perbaikan dan perubahan sedikit.

📝maaf jika ada kata-kata yang belum pas dan lain-lain. Silahkan komen dengan bahasa yang sopan jika menemukan typo.

📝jadilah pembaca yang bijak.

-
-
●●●

"Mengikhlaskan gak semudah yang kalian pikir."

-Angga Mahaprana-

☆☆

"Bisa aja kalo lo niat. Buat lupain dia aja lo gak ada niatan, gimana mau ikhlas?"

-Rezvan Sulistiano-

●●●
-
-

Kelas Anai nampak sunyi hanya terdengar
suara balikan kertas. Hari ini mereka ulangan dadakan! Sial memang, ulangan dadakan hal yang paling mereka benci karena tak ada persiapan sama sekali.

Perlu kalian tahu guru kimia di SMA BHS sangat tegas, disiplin, galak, dan pastinya bawel. Bisa kalian bayangkan sendiri bagaimana jika diajar oleh guru seperti itu, namanya Bu Veronica panggil saja Bu Ica.

"Sepuluh menit, lagi," ucap Bu Ica membenarkan kacamatanya yang merosot.

"Sinting, gue baru nomor satu!" Gelisah Anya menatap para temannya yang sudah selesai dan ada juga yang bernasib sama. Anya bukan gadis yang pintar dan cerdas seperti Anai maupun Fay, kadang mengerti kadang tidak itulah, Anya.

Fay menggelengkan kepala menyodorkan kertas ulangan miliknya. "Nih buruan, Nya."

"Dari tadi kek! Ini baru namanya teman." Anya menerima kertas ulangan milik Fay lalu menyalin jawaban.

Sedangkan Anai? Ia sudah selesai sejak tujuh menit yang lalu, lihat saja sekarang ia sedang tertidur pulas di atas meja dengan santai. Tanpa memperdulikan teman-temannya yang sedang berjuang menjawab soal ulangan.

"Lihat temen lo, damai banget kayak orang mati." ceplos Fay membuat Anya terkekeh pelan, melempar tutup pulpen ke arah Anai yang memejamkan mata. Mereka tidak tahu saja bahwa pikiran Anai sedang ke mana-mana.

"Waktu sudah habis, ayo kumpulkan ke depan!" tegas Bu Ica membuat para murid beranjak dari bangku menuju meja guru, lalu meletakan kertas ulangan di atas meja.

Anai perlahan membuka mata beranjak dari bangku untuk meletakan kertas ulangan miliknya. Ia kembali duduk di sebelah Anya, yang sedang mengoceh tidak jelas karena ada beberapa soal yang belum dijawab.

ANAIAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang