{18}

805 108 32
                                    

Keesokan harinya, muka Iwaizumi nampak muram. Sedang overthinking dengan pesannya yang hanya di read oleh Oikawa.

"Pagi-pagi sudah bikin kesal, dasar shitykawa." Decaknya sebal.

Ia lalu bergegas untuk ke kamar mandi untuk mandi dong masa nanem.

Sekalian menyelesaikan 'urusannya' yang mendesak dipagi hari. Hitung-hitung olahraga pagi.

♤♤♤

Oikawa Tooru telah sampai di Argentina, akhirnya Ia akan memulai hidup barunya disana.

Bahasa bukanlah penghalang, setidaknya bahasa Internasional Inggris dapat digunakannya untuk berkomunikasi.

"Excuse me, do you know the apartement xxx?"

"Ah, its near from that cafe."

"Thank You."

---

Oikawa telah sampai di apartemen sekaligus tempat tinggalnya. Lingkungan baru, suasana baru, baju baru, rok-maksudnya celana baru, semuanya serba baru.

Dengan segenap kekuatan all might dan Saitama, Oikawa mulai menata barang-barang di ruangan 20×15 meter itu. (Termasuk kamar mandi dan dapur)

Handphone nya berdering dikala Oikawa baru saja ingin membuang sampah, dilihatnya kontak terpampang nama ibunya. Setelahnya Ia asik mengabari dan bercerita bagaimana setelah sampai di Argentina.

"Iya, sudah kok. Kaa-san jangan khawatir, ongkosku sudah lebih dari cukup. Hum, jaa-nee kaa-san. Arigatou,"

Oikawa mematikan ponselnya lalu lanjut membuang sampah, ketika sampai di lift seorang perempuan menabraknya.

"Ah, sorry." Ujar Oikawa

Perempuan itu menggeleng, "its okay, be careful next time."

Mereka pun memasuki lift bersama, Oikawa memperhatikan penampilan perempuan itu dari atas hingga bawah. Ia mengenakan baju kantor dengan rok minim dan sepatu hak hitam. Rambutnya pirang dan bulu matanya lentik, dadany- maksudnya lekuk tubuhnya ramping dan bagus.

Merasa diperhatikan, perempuan itu menghela nafas, "uh.. Are you new?" Tanya si bule, Oikawa mengangguk. "Oh.. So, whats youre name? I'm Michelle Fransisca Supriyadi."

Oikawa tersenyum padanya, "Oikawa Tooru." Ujarnya.

"Nice to meet you, Oikawa." Michelle menjabat tangan Oikawa dan mereka lanjut berbincang sampai akhirnya Michelle pamit untuk pergi bekerja.

Saat berbincang, Michelle memberi tahu kamar apartemennya yang bernomor 103 sedangkan Oikawa 105. Sungguh sebuah keajaiban mengenal seseorang yang selisih satu kamar darinya.

Michelle adalah teman pertama Oikawa.

♤♤♤

Iwaizumi sedang menonton film dokumenter sembali ngemil Onigiri. Ia sedang menunggu hasil apakah ia diterima di Universitas Tokyo atau tidak.

Ibunya sedari tadi resah karena memikirkan anaknya, Ia bolak balik dapur dan terus mengecek ponsel nya karena pengumumannya dilakukan secara Online.

Melihat ibunya yang tidak bisa diam, Iwaizumi hanya menggedikkan bahunya. Tak apa jika ia tidak masuk di Universitas Tokyo, berarti bukan rezeki. Yang penting sudah usaha.

Saat film sedang berlangsung di scene yang seru, Tiba-tiba Ibunya berteriak kencang. "AHHHHHHH!!!! YES ANAKKU MASUK, KAMU LULUS NAK!" Ia segera berlari menuju Hajime dan mengguncangkan tubuhnya.

Yang diguncang masih berusaha memproses, "i-iya syukurlah." Jawab Hajime seadanya dengan tangan memegang kepala yang pening.

Karna sudah lega, Iwaizumi pun lanjut menonton dan ibunya juga mulai sibuk berkutat dengan ponselnya. Dan mengirimi spam pesan kepada suaminya.

Fokus Iwaizumi teralihkan lagi ketika ponselnya bergetar, dan menampakkan nama Sizuka disana. Dengan segera Ia mengangkatnya.

"Halo?"

Saat sambungan terhubung, Iwaizumi bisa mendengar suara seseorang tersendat dan sesegukan.

"Halo? Sizuka daijoubu?" Tanya Iwaizumi memastikan.

"H-hajime-kun.. Hiks," Terdapat jeda lagi setelahnya, "aku disini. Kenapa? Ada apa?" Tanyanya lagi.

Terdengar Sizuka yang semakin sesegukan menahan tangisnya.

"Aku.."

Iwaizumi diam menunggu apa yang akan dikatakan Sizuka selanjutnya.

"Aku ingin kita putus.."

Story Of Our Life [岩及]Where stories live. Discover now