{17}

762 115 13
                                    

Sampai di bandara International Jepang, Oikawa berpamitan kepada Ibunya.

Saling berpelukan, enggan melepas satu sama lain.

"Selamat jalan, Tooru. Hati-hati ya, kaa-san mendoakanmu."

Oikawa mengangguk, "terimakasih kaa-san."

Ia lalu melepas pelukan dan menyeret koper serta tas ransel menuju ke tempat dimana pesawatnya berada.

Sebelum naik ke tangga pesawat, Ia sempat menoleh ke belakang, melihat Ibunya dan tersenyum.

Entah kenapa Ia membayangkan Iwaizumi disamping ibunya melambai padanya, sambil berusaha mengejar dan bilang bahwa Ia mencintai Oikawa.

Seperti kisah Ibunya yang hebat.

Iya, itu hanya bayangan saja. Bayangan indah.

Oikawa tahu itu tak akan pernah bisa terjadi.

"Perhatian kepada seluruh penumpang yang merepot- maksud saya yang terhormat, Silahkan untuk penerbangan N-15 tujuan Argentina, segera masuk kedalam mob- maksud saya Pesawat. Karena sebentar lagi jadwal penerbangan dilakukan. Sekali lagi-"

Tanpa menunggu pemberitahuan selesai, Oikawa bergegas naik pesawat dan mencari kursinya.

Oikawa dapat melihat ibunya yang memperhatikannya dari bandara di bawah sana.

Setelah 20 menit menunggu, pesawat pun mulai melakukan lepas landas, para pramugari/gara sibuk menginstruksikan keselamatan penumpang.

Ia menoleh ke jendela, Ibunya melambai sekali lagi padanya. Entah kelihatan atau tidak dari bawah sana, Oikawa balas melambai pada Ibunya.

"Sayonara, Kaa-san."

"Matane, Iwa-chan."

Ucapnya dalam hati.

Pesawat pun meninggalkan landasan.

♤♤♤

"Tadaima."

"Ara? Okaeri, Hajime."

Iwaizumi melepas sepatunya lalu meletakkan tentengan yang masih utuh di tangannya.

"Ga ada orang dirumah Oikawa, mah." Ujar Iwaizumi.

Ibunya mengangguk, membersihkan kain lap dan apron yang kotor.

"Iya, gomen Hajime. Kaa-san lupa kalau Hari ini Oikawa-san sedang pergi mengantar Tooru ke bandara." Ucap Ibunya.

"Hah? Eh, tunggu apa?" Iwaizumi yang sedang memainkan ponselnya terhenti dan menoleh kearah ibunya.

"Kamu gak tau? Tooru kan pergi ke Argentina hari ini. Barusan kaa-san dikabari bahwa tooru baru saja lepas landas."

Otak Iwaizumi memproses sejenak, kenapa kemarin sepi saja? Tidak ada yang mengabari tuh kalau Oikawa akan pergi sekarang.

Perasaannya bercampur aduk antara kesal, sedih, dan marah.

Dengan langkah cepat, Iwaizumi masuk ke kamarnya dan menghubungi Hanamaki.

"Yo iwaizumi, kenapa? " Suara khas itu terdengar dari arah sebrang.

"Kenapa kau tidak memberitahu kalau Oikawa akan ke argentina sekarang hah?" Tanya Iwaizumi

Sempat ada jeda sebentar sebelum akhirnya Hanamaki berbicara.

"Lah? Bukannya Oikawa sudah memberitahumu? Kemarin dia sempat bertanya padaku kalau dia bingung ingin memberitahumu atau tidak. Aku menyarankan nya agar Ia memberitahumu- "

"Tapi dia tidak memberitahuku tuh."

Iwaizumi dapat merasakan kalau Hanamaki tengah menggedikkan bahunya.

"Entahlah, mungkin dia tidak mendengarkan saranku. Coba saja kau tanya langsung."

"Eh udah dulu ya, gue lagi sibuk."

"Tapi-"

"Bye!!"

Sambungan telfon terputus, menyisakan Iwaizumi yang bingung.

Sembari berusaha menenangkan dirinya, Ia membuka aplikasi chat dan mengirim pesan kepada Oikawa.

Sampahtpisyg

Hei, Oikawa, aku tahu ini aneh karena pertengkaran kemarin dan aku mengirimimu pesan tiba-tiba.

Tapi, aku mau tanya

Kenapa kau tidak memberitahuku hari ini kau lepas landas ke Argentina? [Sent 10:20]

♤♤♤

Ponsel Oikawa bergetar, padahal ia yakin sudah mematikan nada getarnya dan mengubah ke mode silent.

Ia lalu mengecek ponselnya, hampir saja Oikawa tersedak air liurnya sendiri ketika nama Iwaizumi terlihat di lockscreen.

Oikawa ingin menjawab tapi ragu, akhirnya Ia hanya mendiamkan pesan Iwaizumi.

Story Of Our Life [岩及]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu