{11}

928 115 14
                                    

"Yo Oikawa!"

Suara Haru memanggilnya dari belakang, Oikawa menoleh melihat senpainya yang melambai padanya.

Oikawa di taman sedari tadi menunggu senpainya.

"Maaf jika aku lama, tadi aku ada sedikit urusan." Haru menempelkan kedua tangannya di kening.

Oikawa hanya mengangguk.

Mereka duduk di salah satu bangku taman, "jadi apa yang ingin kau bicarakan denganku?" Tanya Haru.

Oikawa membenarkan posisi duduknya,

"Jadi begini, aku ingin minta saran.."

Haru mengangguk, bersiap untuk mendengarkan.

Oikawa langsung menceritakan semuanya, perasaannya terhadap Iwaizumi, unek-uneknya, semuanya.

Ia sebenarnya bukan tipe yang suka berbicara banyak tentang sesuatu yang penting kepada orang lain, Ia cenderung menyimpannya sendirian. Kecuali, orang itu sangat dipercaya olehnya.

Dia percaya Haru, makanya dia memberi tahu segalanya. Bahkan Matsukawa dan Hanamaki pun tidak tahu tentang dirinya yang menyukai Iwaizumi.

"Oh.. Begitu." Haru mengangguk-ngangguk mendengar Oikawa bercerita.

"Jadi.. Sebaiknya aku harus gimana?" Tanya Oikawa,

Haru mengusap tengkuknya, "ya.. Kalau aku jadi kau sih aku bakal mengungkapkannya." Ujarnya,

Oikawa mengangkat satu alisnya, tak mengerti maksud senpainya.

"Kalau aku jadi kau, aku bakal nembak aja. Ditolak atau ga itu urusan belakangan, yang penting urusan dihati selesai dulu. Nah kalau udah kayak gitu kan udah lega rasanya,"

Haru menarik nafas, "daripada terus-terusan kepikiran dan jadi ga tenang, mending mencurahkan semuanya biar lega."

Oikawa melihat ke bawah, berpikir.

Benar juga, tapi jika Ia melakukan itu apakah Iwaizumi akan terkejut? Apakah pertemanan mereka akan rusak?

Nah, kalau tidak dicoba kan tidak tahu apa yang akan terjadi.

Kalau misalnya Iwaizumi akan terkejut dan pertemanan mereka hancur, Ia tinggal bilang saja bahwa Itu hanya bercanda atau sebuah prank.

Ya, seperti itu. Pikirnya.

Baiklah, keputusannya sudah bulat.

Sebenarnya Oikawa sempat berpikir untuk mengungkapkan perasaan nya kepada Iwaizumi ketika kelulusan tiba, namun tidak jadi ketika tahu Iwaizumi berpacaran dengan Sizuka.

Tapi kali ini, Ia akan tetap melakukannya. Resiko apapun akan Ia Terima, anggaplah ini cuma prank.

"Yosh, keputusanku sudah bulat."

Oikawa melihat Haru yang tengah meminum Xi bobanya, Ia menepuk bahu senpainya.

Haru menoleh, "Arigatou Haru-senpai atas sarannya. Aku akan mencobanya." Ujar Oikawa.

"Well, good luck." Balas Haru tersenyum.

Oikawa mengangguk.

"Kalau begitu aku pamit dulu." Ujar Oikawa sembari beranjak dari bangku taman,

Haru menaikan satu alisnya, "loh kau tidak mau pergi berkumpul dulu? Aku padahal sudah mengajak Hikari dan yang lain loh."

Oikawa berpikir sejenak, sebenarnya Ia ingin ikut. Tapi Ia tahu pasti akan sampai larut malam dan berakhir akan minum-minum bersama senpainya.

Seketika Ia teringat pesan Iwaizumi padanya, juga Ia memikirkan kesehatannya. Tak baik minum-minum terlalu banyak, apalagi dibawah umur.

Haru melihat Oikawa, menunggu jawaban.

Oikawa yang menyadari pun menggeleng, "aku tidak bisa jika sekarang, ingin fokus belajar karena sebentar lagi kelulusan." Katanya dengan bahasa sehalus mungkin.

Sadar ditolak secara halus, Haru pun hanya mengangguk dan membiarkan Oikawa pergi. Melihatnya menaiki Gojek motor untuk pulang.

'Hah, Anak muda...' Batin Haru.

.

.

.

Maaf untuk Chapter kali ini pendek, soalnya Authornya lagi sibuk. Mohon dimaklumi untuk hiatusnya book ini.

FYI buat yang belum tau, Hikari itu senpai yang deket sama Oikawa dan dia pacarnya Haru. Hikari perempuan ya.

Haru sering bawa nama Hikari kalo ngajak Oikawa kumpul karena Hikari itu asik dan nyambung kalo ngobrol sama Oikawa makanya Oikawa suka deket Hikari.

Menurut kalian gimana? Seru ga? Kalo iya nanti dilanjut

Story Of Our Life [岩及]Where stories live. Discover now