[27]

3.4K 663 371
                                    

Guys, aku minta maaf banget.

Aku gatel pengen ngeremake baju heronya nem, jadi sorry-sorry-sorry banget bajunya kuubah lagi huhu meski masih pake model yukata asek

Jadi kayak gini hehehehehe. Dasar labil emang, maaf banget huhu.

 Dasar labil emang, maaf banget huhu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


btw ini pendek abis

*

"Yang ini palsu, aku palsu."(Name) berkata datar, "Kau sudah tau faktanya kan? Jadi tolong tidak usah berpura-pura baik lagi."


Derum suara motor menjauh. Menyisakan hening lengan diantara dua sejoli yang masih memakai seragam pramuka tanpa atributnya. Dengan buku-buku berserakan diatas meja café dan sebuah laptop menyala menyanyikan pelan lagu-lagu Taylor Swift. Iya, mereka sedang mengerjakan tugas. Maklum numpang wifi-an.


Bayu yang sudah berdiri hendak memesan makanan membeku, lantas menarik kursi dan duduk kembali di hadapan lawan bicaranya. Tadi ia ingin memesankan makanan tapi karna bayu sudah sadar kalau ini bukan (Name) yang biasanya, jadi ia mencoba bertanya apa makanan favoritnya.


Tapi (Name) seketika sadar karna sebelumnya Bayu hafal betul makanan favorit, minuman favorit segala pernak-pernik pelengkap dari kembarannya satu jiwanya. Tapi di kesempatan ini, tiba-tiba laki-laki itu menanyakan makanan favoritnya membuat (Name) paham bahwa si jepit kuning sudah tahu semuanya.


Dia peka. Maklum namanya juga Emosi, pastinya peka dong, ga kayak kembarannya.


Bayu menghela napas panjang, tangannya tanpa sadar meremas hoodie putihnya. Mendadak semuanya menjadi rumit karna ia salah ngomong tadi. "Aku tidak paham apa-"


"Jujur saja."Terukir senyum menyakitkan dari gadis yang nyaris tak pernah diberikan kehidupan baik dari lahir, "Semuanya jauh lebih mudah karna kau sudah tau. Tidak usah memaksakan diri. Kau paham bukan kalau aku bukan pemilik tubuh ini."


"Ya terus kenapa?"Bayu sekarang menatap gadis berambut hitam itu dengan pandangan intens, "Aku harus berbuat apa? Bagiku kau tetap (Name)."


Terdengar sorot nada pasrah didalamnya. (Name) hanya bisa menahan pedih saat mendengar suara bergetar lelaki yang senantiasa tertawa itu.


"Marahlah! Atau mengamuk! Atau lakukanlah sesukamu! Kau bisa memarahiku, kau bisa menjauhiku!"(Name) menggigit bibir, rasanya akhir-akhir ini ia terlalu sering menangis, "Kau pasti marah kan?! kau pasti kesal? Kau tau kalau kami orang berbeda dan kau tetap menemaniku, tidak usah munafik Yu. Kau yang berhak marah sekarang!"

𝐑𝐄𝐀𝐒𝐎𝐍 𝐈𝐈Where stories live. Discover now