Prolog

117 47 62
                                        

Hiruk pikuk kehidupan kota metropolitan sangat kental terasa ditempat Lyla berdiri

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.


Hiruk pikuk kehidupan kota metropolitan sangat kental terasa ditempat Lyla berdiri. Kendaraan lalu lalang saling medahului sampai dipaksa berhenti oleh rambu yang warnanya berganti.

Lyla bersama manusia lain berjalan menyebrangi jalan tergesa. Waktu yang dia miliki tidak banyak lagi. Hampir telat. Lyla tak ingin upahnya dipotong lagi karena terlambat. Sudah cukup Lyla menderita dengan gaji paspasan untuk hidup di ibu kota ini.

"Kau hampir terlambat Kim Lyla," sambut rekan kerja Lyla.

"Ahh iya, hampir saja aku telat lagi. Tapi tolong jangan sebut aku dengan nama itu," Lyla berjalan menuju ruang ganti.

Lyla menghela nafas berat, mendapati takdir hidupnya yang belum juga berubah. Lyla padahal sudah berjuang sekuat yang ia bisa, namun semesta belum juga memberikan takdir bahagia.

Permasalahan hidup memang tiada habisnya. Mendapat komplain dari pelanggan, kenapa marah atasan, tugas akhir yang belum juga memperlihatkan tanda-tanda kemajuan. Yaa, kepala Lyla hampir pecah sekarang. Tangan Lyla yang sedang bergerak dengan pola berputar semakin mengendur dan berhenti. Aktivitas membersihkan meja tiba-tiba berhenti dan hanyut dalam pikiran tentang berbagai masalah yang lain.

Hari yang melelahkan ditutup dengan berdiri di bus karena tidak mendapat kursi. Berpegangan dengan erat sambil menahan kantuk yang tiba-tiba menyerang.

Srrrttt...

Bus yang Lyla naiki tiba-tiba berhenti. Sehingga, badan Lyla terhuyung kedepan dan berakhir jatuh karena tidak sanggup menopang. Lyla mendengus kesal, lagi-lagi dia mendapat sial. Tidak ada hari tanpa kesialan sepertinya. Sampai-sampai Lyla pernah berharap terbangun didunia lain dan hidup bahagia disana. Dan sekarang Lyla kembali mengharapkan hal itu bisa terjadi.

"Sepertinya gerhana bulan akan muncul tepat pukul dua belas nanti."

"Iyaa, aku mendengar berita itu di televisi."

"Aku ingin melihatnya nanti, kata orang jaman dulu waktu itu sangat tepat untuk membuat permohonan."

"Wahh benarkah,"

Lyla tidak habis pikir dengan mereka yang membicarakan hal tidak penting seperti itu. Menurut Lyla masih banyak masalah yang lebih penting untuk dipikirkan, seperti tentang bagaimana cara untuk meninggalkan ibu kota Seoul ini dan hidup bahagia.

Lyla menjatuhkan dirinya ke tempat tidur di kamarnya. Badan yang lelah langsung membawa Lyla tertidur dan sampai ke alam bawah sadarnya.

Dia juga sempat mengigau dan bergumam tak jelas. Mengumpat, mengutuk dan menyesali semua yang terjadi pada hidupnya.

"Aku tidak ingin mengerjakan skripsi ku, tugas akhir itu memuakkan. Aku benci manajer kafe yang selalu mengkritik ku. Aku menyesali keputusan Ayah untuk pindah dari Jerman, dan berakhir aku sendirian."

Lyla kembali bergumam dalam tidur," aku ingin pergi dari Seoul dan hidup di dunia lain dengan bahagia."

"Aku mohon, bawalah aku kesuatu tempat yang indah dengan takdir bahagia. Aku mohon, kabulkanlah." Lyla mengigau tak jelas di tidur lelapnya.

Sampai sebuah cahaya hitam masuk menerobos jendela kaca tak bertirai itu. Disusul sinar putih kehijauan melesat dengan cepat dan menerobos jendela seperti sebuah peluru. Berakhir menancap tepat di dada Lyla.

Lyla meringis kesakitan dalam tidurnya. Merasakan panas tepat ditengah dadanya. Dia berusaha ingin bangun karena rasanya sangat menyiksa. Sayangmya tidak bisa, Lyla dibawa semakin dalam ke alam bawah sadarnya. Sampai suara kicauan burung memekak di telinganya. Disusul suara riuh angin kencang yang mengganggu tidurnya. Lyla merasa hawa dingin berhembus menerpa badannya. Namun sayang Lyla masih tidak bisa membuka mata.

Suara riuh itu belum berhasil membangunkan Lyla. Ia masih terbelenggu dengan suasana hitam di alam bawah sadarnya. Mengapa bisa begini, pikir Lyla. Ia ingin bangun dari tidurnya sekarang. Lyla tidak ingin berada disituasi gelap seperti ini.

Lyla berkali-laki merapal permohonan jika ini hanya mimpi, dan berharap segera bangun. Ini sangat mengerikan. Suasana hitam tidak mendengar apapaun kecuali kicau burung dan deru angin. Suara itu menyiksa, ditambah lagi rasa sakit didadanya.

Apa aku sekarat,

Apa aku akan mati,

Aku belum siap untuk itu,

Tolong bawa aku kembali,













































































~•○•~

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

~•○•~

Haiii haii haiii,

Wahh entah ide dari mana, aku buat cerita fantasi kaya gini. Semoga nyaman sama alur dan latarnya. Aku perlu banget saran dan komentarnyaa.

Happy reading💜💜

Jangan lupa vote dan komen yaaa

ATROPES | •KTHNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ