Part 7

795 51 0
                                    

.
.
.

Satu minggu kemudian.

Ruby baru saja selesai menata barang barang yang baru saja tiba pagi tadi, gadis itu menghela nafas saat mengingat bahwa kedua sahabatnya saat ini tengah berlibur. Sementara ia masih harus berkutat dengan tumpukan barang barang yang tak kunjung selesai sejak pagi.
Hari ini ruby sengaja mengambil sif pagi karena ia harus bekerja tambahan di sebuah kedai hotdog yang kebetulan milik teman bibinya, dan ini sudah masuk tiga bulan ruby bekerja di sana meski ia hanya akan bekerja pada hari weekend saja.

" Ruby kau sudah selesai !? " Tanya seorang pria.

" Ah ya, sedikit lagi? " Sahut Ruby di iringi senyum manis.

Yaps pria itu adalah Axel, seorang kepala gudang tempat Ruby bekerja, axel adalah pria yang hangat dan baik. Ruby cukup dekat dengannya, karena ia sering bolak balik kegudang untuk menata atau menghitung barang yang akan masuk ke tokok tempat ia bekerja.
Katakan lah gudang ini adalah pusat penyimpanan barang yang memiliki banyak anak tokok mungkin sekitar 10 toko swalayan di kota ini mengambil dan menyimpan stock di gudang ini.
Dan ruby akan datang dua atau tiga kali dalam satu bulan, jadi tentu saja ia mengenal semua orang di sini termasuk karyawan tokok lain yang menyimpan stocknya di sini.
" Mengapa tuan Smith selalu menyuruh mu yang membereskan barang barang nya!? Apa di tempat mu tidak ada orang lain??"   Tanya Axel yang merasa ruby terlalu sering bekerja sendirian.

" Um, tidak bukan seperti itu, aku hanya merasa pekerjaan ini lebih baik dari pada harus berjaga di kasir atau menyapa para pelanggan " balas ruby apa adanya.

" Kenapa? "

" Aku tidak pandai bicara! Anda tahu itu bukan " jawab nya lagi.

Axel pun tersenyum faham, memang sejak pertama kali bertemu Ruby jarang bicara dengan axel atau dengan orang orang di sini. Mungkin butuh beberapa bulan bagi keduanya untuk terlihat akrab seperti ini.
Meski ruby bukan seorang pendiam tapi dia selalu merasa sungkan untuk bersikap so akrab pada seseorang yang baru ia temui.

Namun hal itu tak berlangsung lama karena sikap hangat Axel langsung merubah suasana di antara mereka.

" Ahhh jadi kau yang meminta untuk dikirim ke sini dari pada melayani pelanggan? " Ucap Axel sembari menggeleng pelan.

" Begitulah! Ah kau belum pulang? " Tanya Ruby yang baru menyadari bahwa hari ini biasanya orang orang gudang hanya akan bekerja setengah hari.

" Oh sebenarnya pekerjaanku sudah selesai, tapi karena aku melihat mu masih berkutat dengan bungkus bungkusan ini seperti nya aku harus menyapa mu " jawab Axel masih setia dengan wajah hangatnya

" Aaaahh, kalau begitu boleh pergi duluan, sebentar lagi pekerjaan ku juga selesai " pinta Ruby tak ingin membuat axel terganggu dengan pekerjaannya.

" Tidak tidak, lagi pula hari ini aku senggang! Jadi aku akan melihat mu menyelesaikan nya " tolak Axel yang ingin terus bersama ruby

Mungkin hal ini tidak bisa di katakan sebagai perasaan suka, karena axel sudah pernah menyatakan perasaannya pada ruby namun ruby menolaknya karena ia merasa hidupnya masih sangat kacau dan ia tidak akan bisa fokus pada hubungan asmara. Terlebih axel berasal dari keluarga yang cukup berpengaruh karena ayahnya adalah seorang hakim. Sedang dirinya hanyalah seorang yatim piatu tanpa gelar atau pun status dan itu akan membuat mereka terlihat seperti pungguk merindukan bulan.

Namun meski demikian hubungan mereka tetap lah baik, yaa! Ini adalah AS dan semua manusia di kota ini sudah menganut sistem freelife um maksud nya berfikiran terbuka. Axel juga mengerti alasan Ruby dan ia meminta pada ruby agar mereka tetap bisa berteman jika tak bisa menjadi sepasang kekasih.

Dan satu hal lagi yang belum ku jelaskan, bahwa Ruby adalah wanita cantik, bermata abu namun dengan wajah asian karena sang ibu berasal dari Philipina, ruby berkulit coklat sawo matang, ia juga memiliki tubuh yang tinggi dan bokong yang besar, ruby adalah tipe ideal pria Amerika! Hanya saja ruby tak pernah benar benar menunjukan dirinya karena ia selalu mengenakan hoodie lengkap dengan celana training panjang.
Tak hanya itu rambutnya pun berwarna hitam legam, hampir semua orang tak percaya jika ruby memang terlahir dengan warna tubuh yang sempurna. Namun takdir malah menempatkan nya di tengah distrik kumuh hingga membuat ruby tak bisa melakukan  hal hal seperti gadis muda Amerika pada umum nya.

Setelah beberapa menit akhirnya ruby pun menyelesaikan pekerjaan nya, Di temani Axel.
Axel juga mengantarkan ruby pulang. Namun sebelum itu axel meminta untuk makan karena ia belum makan siang, mereka kini berhenti di sebuah restoran china.
Yang cukup ramai karena hanya ini satu satunya restoran china di kota brooklyn.

" Chinese food?" Tanya Ruby tak percaya sekaligus senang karena sudah lama ia tak memakan makanan asia.

" Yaaa! Do you like this? "

" Of course " balas Ruby dengan wajah sumringah.

Mereka pun segera memesan makanan, tak lupa Ruby juga memesan hotpot karena ia sangat menyukai Hotpot selain karena ia suka makanan berkuah, Rasa nya pun sangat kental dengan rempah dan cabai.

Setelah merasa kenyang, mereka pun kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah Ruby, dan sesampainya di sana Axel pun segera pamit karena ia memiliki sebuah urusan. Dan ruby hanya mengangguki hal itu serta tak lupa mengucapkan terimakasih.
Jujur saja sebenarnya ruby sangat ingin menjalin hubungan dengan axel, namun hal itu tak mungkin terjadi, Karena ia sangat sadar akan kondisinya. Tapi tidak apa apa, bagi ruby mengenal dan dekat demgan Axel adalah sebuah keberuntungan dalam hidupnya.

Namun belum selesai berkhayal kini Ruby dikejutkan dengan kemunculan Jared yang sudah berdiri di samping aventadornya

" We meet again baby girl? "

°°°°°°°°°°

Love and Revenge [21+] ENDDär berättelser lever. Upptäck nu