Part 2 [ Firasat ]

589 43 2
                                    


Happy Reading.....


''Kok perasaan aku gak enak ya?'' tanya Y/n dalam hatinya sambil memegang dadanya karena detak jantungnya mulai tidak normal saat itu.

Y/n pun bergegas menghampiri Bibi Min karena keresahan hatinya semakin tidak terkontrol.

"Bibi." panggil Y/n sambil menghampiri Bibi Min yang sedang menyeterika itu.

"Ada apa Nyonya?"

"Kok tiba-tiba perasaanku gak enak ya Bi?" tanya Y/n sambil mengusap dadanya sendiri dan Bibi Min pun menjawab dengan pelan,

"Eum... Saya tidak tahu Nyonya. Tapi biasanya itu firasat tidak baik. Sebaiknya Nyonya bilang pada Tuan nantinya. Biar terasa lebih baik."

"Ah iya. Aku akan coba nanti Bi. Soalnya selama ini aku gak pernah kayak gini Bi." ucap Y/n dengan pelannya sambil menghela nafas agar detak jantungnya kembali tenang.

"Ceritakan tentang ini pada Tuan. Jadi jika ini adalah firasat buruk, Tuan juga pasti akan berhati-hati." ucap Bibi sambil tersenyum.

"Ya. Terima kasih Bi." ucap Y/n sambil memeluk Bibi Min dengan eratnya.

"Ah Nyonya. Saya masih belum mandi. Jangan peluk saya Nyonya." ucap Bibi dengan perasaannya yang cukup tidak nyamam saat itu.

"Bibi gak usah bilang gitu. Aku memeluk Bibi dengan tulus. Sama saat seperti Bibi memberi saran untukku. Tulus." ucap Y/n sambil melepas pelukannya dan tersenyum pada Bibi Min.

"Terima kasih Nyonya. Nyonya adalah majikan terbaik yang saya kenal." ucap Bibi sambil tersenyum dan Y/n pun menjawab,

"Bibi juga adalah orang yang begitu baik. Aku ke kamar dulu ya Bi."

Y/n pun pergi ke kamarnya setelah mengatakan hal itu.

______________________________________

Jam 12.00

Jungkook masih melakukan pekerjaannya. Jiyeon pun beranjak dan mulai memberanikan diri untuk berbicara pada Jungkook.

"Pak. Ayo makan siang dulu." ajaknya dengan pelan.

"Kamu saja yang makan siang. Aku masih belum lapar." jawabnya dengan begitu cueknya.

"Eum... Nanti bapak sakit loh." ucap Jiyeon pelan sambil menundukkan pandangannya dan jawaban Jungkook ini langsung membuat Jiyeon terkejut,

"Mau sakit atau enggak itu urusanku. Sana pergi!"

"Eum....apa saya harus membawanya kemari?" Jiyeon kembali bertanya dan Jungkook menjawabnya tanpa melihat Juyeon sedikitpun,

"Tidak usah."

• • •

Y/n pun menelpon Jungkook melalui telepon rumah.

Tak lama, Handphone Jungkook pun berdering. Jungkook mengeceknya dan senyuman lebar pun mewarnai wajah tampan Jungkook saat ia melihat nama yang tertera di layar handphonenya itu.

Jiyeon terkejut saat melihat senyuman Jungkook yang begitu manis itu.

"Halo istriku."

"Halo. Apa kamu udah makan siang?" tanya Y/n dengan halusnya.

"Eum.. Belum. Kerjaan numpuk." jawabnya sambil tersenyum.

Tentu saja hati Jiyeon bertanya,

''Sejak tadi, dia tak ada senyum sedikitpun. Tapi saat istrinya menelfon, senyumannya.... Aku kira dia belum punya istri.''

"Makanlah. Nanti kamu sakit. Jangan terlalu keras bekerja." ucap Y/n dengan pelannya dan itu terdengar lembut saat terdengar di pendengaran Jungkook hingga Jungkook dibuat semakin tersenyum karenanya.

Janji Peri S² || The Perfect Husband || END ||Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz