~ 9 > [......]

6 0 0
                                    

Dimeja makan

Rena, Hendra, Zeya, Reyand dan sekarang tambah satu anggota lagi yaitu Renza, si anak bungsu yang baru pulang dari pesantren.

"Dek, Kamu udahan?" Tanya Zeya disela makanannya.

"Maksudnya?" Tanya Renza balik.

"Nyantri, Kamu udahan?" Jelas Zeya.

"Um, besok Aku mulai sekolah di sekolah Kakak" ucap Renza.

Zeya hanya menganggukkan kepalanya paham.

Dan tak lama, makan malam pun selesai.

Reynand menahan semua agar tetap dalam posisi duduknya, ia terlihat akan membicarakan sesuatu, dan semuanya pun tetap duduk.

"Oke, jadi, Zeya apa Kamu ada masalah di sekolah?"

 Tanya Reynand tiba-tiba. Sontak membuat Hendra, Rena, Renza menatap ke arahnya.

"Tidak ada" jawab Zeya singkat.

Zeya sangat tidak menyukai kebiasaan Reynand, Kakaknya selalu saja seperti ini, apalagi semenjak Reynand melihat Zeya dan Dean waktu itu. Reynand menjadi sangat mengesalkan, itu yang sepertinya dirasakan seorang Zeya.

"Ada masalah yang menimpa putri ku yang cantik ini? Coba bilang ke Ayah"

Zeya pun menatap Ayahnya, dan menjawab dengan jawaban yang sama yaitu 'Tidak ada'.

Sedangkan Rena hanya diam begitu juga dengan Renza yang tidak mengetahui sama sekali topik yang sedang mereka bicarakan.

"Ze…

"Kakak maksudnya apa sih?!"

Zeya sedikit mengeraskan suaranya. Rena terkejut dengan sikap Zeya. Bukan hanya Rena, tetapi Reynand juga.

"Kalau Kamu tidak ada masalah tidak apa Ze.."

"Tapi Bunda, Aku beneran tidak ada masalah"

Reynand terlihat belum puas dengan jawaban Adiknya itu. Renza masih diam, ia masih mencoba memahami apa yang terjadi.

"Tapi Ze..

"Sudahlah, Kakak! Sebenarnya apa jawaban yang Kakak inginkan? Apa Kakak menginginkan Aku menjawab Iya Aku ada masalah, gitu? Dan juga apakah kalau Aku ada masalah harus bilang Kakak kalau Aku ada masalah!"

Zeya berdiri dari duduknya..

"Ze..tenang duduk dulu"

"Maaf atas sikapku tadi Ayah Bunda, kalau gitu, Aku permisi"

Zeya pun pergi ke kamarnya, Reynand yang melihat Adiknya itu pun merasa bersalah, dan ia hanya diam.

"Reynand, Bunda tahu kalau Kamu bermaksud baik, kali ini mungkin, Zeya sedang lelah jadi dia bersikap seperti tadi".

"Ayah pun merasa begitu, Rey Kamu nanti minta maaf ke Zeya"

"Baik Ayah"

Reynand tambah merasa bersalah, Hendra dan Rena pun meninggalkan Reynand yang masih dalam diamnya.

Hanya tersisa Reynand dan Renza.

"Kak, Aku tahu Kakak khawatir dengan Kak Ze, Aku tidak tahu apa yang terjadi dan Aku baru pulang, dan Kakak sepertinya perlu tahu, perempuan itu sangat sensitif, perempuan gampang marah terlebih jika mereka sedang lelah dan banyak pikiran, dan perempuan lebih suka memendam masalahnya sendiri, mereka tidak mengungkapkannya, jika mereka memilih untuk tidak mengungkapkannya maka jangan paksa mereka untuk membuka mulutnya, maaf Kak, Aku bukan bermaksud menceramahi Kakak, hanya saja, Aku hanya mengingatkan"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 06, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

 Nous Sommes DifférentsWhere stories live. Discover now