0.43

1.6K 227 20
                                    

Sejak tadi Yewon tidak berhenti menatap kakak keduanya yang duduk di seberang meja makan. Keluarganya yang lain tampak menikmati sarapan dengan di selingi obrolan kecil. Tidak seperti biasanya, pagi ini Jennie tampak tak mengeluarkan suara, gadis itu hanya sibuk memakan sarapannya. Hal itu tentu membuat Yewon berpikiran jika sang kakak tengah marah karna sikapnya kemarin. Bahkan sejak tadi Jennie tak menatap ke arahnya.

"Kak Rene, aku berangkat dengan kakak ya." ucap Yeri.

"Bukankah biasanya kau berangkat dengan Jennie?" tanya Irene.

Yeri menoleh sekilas pada kakak keduanya. Wajah Jennie sedang tak bersahabat. Yeri akan bosan jika satu mobil dengan kakaknya yang pasti akan berubah menjadi pendiam.

"Sejak tadi wajahnya tak bersahabat, aku takut dia menerkamku nanti."

Jennie mendelik mendengar ucapan adik bungsunya. Ia hanya sedang malas, moodnya cukup buruk pagi ini. Itulah yang membuatnya tak ingin melakukan apapun.

"Kau bisa jalan kaki jika tak ingin berangkat denganku." ucap Jennie kesal.

"Kakak bisa lihat kan, dia sedang sensitif." bisik Yeri pada Irene. Hal itu tentu membuat yang lain terkekeh, termasuk Yewon.

Yewon sempat melihat sisi lain dari wajah kakak keduanya, Jennie tampak menggemaskan jika sedang kesal.

Jennie melirik jam di pergelangan tangannya. Tak lama ia beranjak dari duduknya lalu meraih tas punggung dan alamamaternya.

"Aku berangkat sekarang, ada piket." ucap Jennie seraya berpamitan dengan kedua orang tuanya.

"Kau membawa mobil sendiri?" tanya Taeyeon.

Jennie mengangguk, sudah biasa untuknya membawa mobil meski pergi sendirian.

Tak lama setelahnya Yewon ikut beranjak dari duduknya.

"Aku juga harus berangkat." ucap Yewon.

"Bukankah ini masih terlalu pagi sayang?" tanya Donghae saat putrinya akan berpamitan dengannya.

"Itu... aku harus menyalin tugas." ucap Yewon asal. Gadis itu bergegas keluar dan berniat menyusul kakaknya.

Yeri menatap kepergian saudarinya dengan selidik. Setahunya di kelasnya tak ada tugas yang harus di kumpulkan. Lagi pula Yewon bukan murid yang sering terlihat menyalin tugas orang lain. Dia kan murid pintar. Sepertinya Yewon tadi hanya beralasan.

"Aku yakin tidak ada tugas hari ini." ucap Yeri.

Yewon mempercepat langkahnya saat melihat Jennie akan memasuki mobil. Yewon langsung berlari menuju pintu penumpang tepat di sebelah kemudi. Gadis itu masuk begitu saja tanpa mempedulikan tatapan terkejut dari sang pemilik mobil.

Jennie tentu terkejut saat tiba-tiba Yewon memasuki mobilnya. Bahkan ia bisa melihat sang adik sudah duduk manis di jok penumpang.

"Kakak cepatlah kita bisa terlambat!" seru Yewon dari dalam mobil.

Mau tak mau Jennie langsung membuka pintu mobilnya. Ia menoleh pada Yewon, adiknya itu terlihat sedang merapikan rambutnya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Jennie.

Yewon menghentikan kegiatannya, ia menoleh pada sang kakak yang juga sedang menatapnya.

"Berangkat sekolah denganmu. Tak masalah kan?" Yewon kembali sibuk dengan rambutnya. Mengabaikan wajah kakaknya yang memang sejak tadi tak bersahabat.

Sebenarnya Jennie sedang tidak ingin bersama siapapun. Moodnya benar-benar sedang buruk. Terlebih orang yang sejak tadi ia hindari malah duduk di sebelahnya.

HATETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang