Baru akan mengarungi alam mimpi, Giyuu sudah di tarik kembali oleh beberapa suara berisik. Ia menghela nafas. Matanya kembali terbuka dan melihat guru cantik dengan surai coklat bernama Hayashi Masumi bersama 2 murid SMP?

"Ah, Tomioka sensei, apa kau sedang tidur?" tanya Masumi yang tak enak karna Giyuu terbangun akibat suara anak di belakangnya, Giyuu menggeleng, bangun apanya! Dia bahkan belum tidur.

"Tidak." jawab Giyuu padat, Masumi tersenyum canggung lalu berjalan ke arah mejanya di ikuti oleh 2 anak SMP yang dimana salah satunya sangat Giyuu kenali.

"Apa yang dilakukan anak itu sampai kau bawa ke sini, Hayashi?" tanya Giyuu penasaran, gadis yang di tanya seperti itu terkejut. Tentu saja, jarang sekali Giyuu berbicara panjang lebar padanya.

"A-ah, ini mereka bertengkar tadi. Dan kebetulan saya yang memisahkan, karna guru lain sibuk, jadi saya yang bertanggungjawab jawab." jelas Masumi, sedangkan salah satu anak dengan surai panjang memutar mata malas.

"Sensei, saya hanya akan berbicara sedikit. Semua ini tak akan terjadi jika dia tak memulainya." ujar seorang anak dengan surai hitam panjang, pada akhirnya Giyuu malah ikut mengintrogasi kedua anak SMP itu. Ia bahkan mendekat dan berdiri di sisi Masumi, mengesampingkan rasa kantuknya.

"Apa?! Kau yang duluan ikut campur!" teriak tak terima anak lain di sisinya, di tuding seperti itu, anak bersurai panjang menyimpan telunjuk di dagu seraya menatap ke atas. Di wajahnya tak ada satupun emosi.

"Benarkah? Aku rasa aku melupakan bagian itu." gumamnya, membuat sang lawan menggeram kesal.

"Sudah... sudah! Aku ingin mendengar cerita dari Muichirou-kun, bisa kau ceritakan?" tanya Masumi pada anak bersurai panjang yang ternyata adalah Muichirou.

"Dariku?" tanya Muichirou dengan telengan kepala, "Kenapa hanya dia! Dia pasti akan ber–"

"Anak yang suka membully temannya, sebaiknya diam dulu ya?" potong Masumi dengan senyuman manis penuh ancaman, sontak anak itu membungkam mulutnya.

"Nah, Muichirou-kun sebaiknya kau segera bercerita." nada yang sama Masumi keluarkan untuk anak bersurai panjang.

"Hmm..."

Flashback on.

"Mui, kau yakin hanya membawa itu?" tanya Yuichirou pada sang kembaran, anak yang di tanya mengangguk.

"Iya, ini sudah lebih dari cukup. Kan ada Kak Yui, jadi Mui gak khawatir soal makanan." Yuichirou memutar mata malas mendengar alasan sang adik,

"Kak, aku pergi ke sana dulu. Kau duluan saja." ujar Muichirou dan pergi ke arah lain membuat Yuichirou mendecak malas.

Muichirou pergi ke arah lapangan basket yang biasa di gunakan oleh 3 gedung di yayasan Gakuen, dan di sana ia melihat seorang anak SD tengah di bully oleh 3 anak SMP.

Saat melihat anak yang di bully, ada rasa kesal di dalam dadanya. Ingin rasanya Muichirou memberikan tinjunya pada ketiga anak yang tak tahu malu di depan sana.

"Hoi!" keempat anak dengan perbedaan usia menoleh, "Siapa?" tanya anak di tengah yang kini memegang tas, mungkin milik anak SD itu?

"Kalian tak malu membully anak kecil?" tanya Muichirou dengan nada datarnya saat sampai di sisi anak yang di bully.

"Memang apa urusannya denganmu!" seru anak di sisi kanan yang memakai ikat kepala, Muichirou mengangkat bahu.

"Entahlah, tapi mataku sakit saat melihat berandal seperti kalian." balas Muichirou santai, ketiganya menggertakkan gigi geram.

Pengulangan | KNYWhere stories live. Discover now