setelah pertengkaran itu, Aku meringkuk, merekuh tubuhku sendiri. Menenggelamkan kepalaku di sela-sela paha yang penuh warna keunguan. Balasan dosa ku begitu menyakitkan. Rasanya aku ingi mati, tapi aku masih memiliki Bee.

     Oek Oek Oek

     Anak ku menangis, mungkin dia tahu bahwa ibunya sedang kesakitan saat ini. Tak hanya sakit hati karena segala hinaan, tapi juga sakit secara fisik. Aku bangkit berjalan tergopoh menuju anak ku.

     "cup. Cup. Cup. Anak mama Laper?" tanya ku dengan senyuman.

     Bee menepuk kan kedua tanganya seperti ingin menarik kepalaku dan memberikan ciuman. Aku mendekatkan wajah ku dan mencium seluruh wajah Bee dengan lembut.

     "kita kuat ya nak. Bee dan mama adalah perempuan kuat." kata ku lirih di barengi sebuah tetesan air mata ku megenai pelupuk mata Bee.

______

     Aku menitipkan Bee pada tetangga yang berada di sebelah apartemen. Nama nya 'Bu Sakira', seorang wanita janda yang telah di tinggalkan oleh suaminya karena gugur dalam medan pertempuran.

    "bu, saya titip Bee ya. Maaf jika merepotkan." kata ku sopan. Di sampingku terdapat Daniel yang terlihat merangkuk pinggang ku, tapi terasa seperti sebuah cengkraman.

     "tidak papa nak. Lagian ibu juga kesepian. Anak ibu sudah besar-besar. Mereka sibuk masing-masing."

     "ahh iya bu, sekali lagi terimah kasih."

     "sama-sama."

     Aku rasanya ingin menangis saja, melihat anak ku yang berada di gendongan bu Sakir tengah menatap ku polos dan sendu.

    "dadah, mama mau pergi dulu sama dady." suara terdengar bergetar. Bayangkan saja anak yang masih 1 bulan sudah di tinggalkan oleh ibunya.

     Kulihat Daniel sama sekali tak berminat sedikitpun melihat Bee. Lelaki itu sibuk dengan hanadphone dan cemgkraman keras pada pinggang ku. Di luaran kami terlihat sangat cocok dan serasi, seperti keluarga yang sangat harmonis. Tapi mereka semua tidak tahu keadaan sebenarnya.

     "kami pergi dulu ya bu."

     "iya. Hati-hati."

     Aku mengangguk, kemudian menyusul langkah kaki Daniel yang begitu cepat. Saat ini aku menggunakan pakaian seadanya karena semua barang, aku tinggalkan di aparteme ku dulu. Dan kejam nya Daniel melarang ku untuk mengambil nya.

     Sedangkan Daniel, lelaki itu begitu tampan dan gagah menggunakan jas bewarna hitam senada dengan warna celana nya. Tak lupa rambut nya yang begitu rapi sehingga terihat begitu menawan. Sangat jauh berbeda dengan yang ku kenakan.

     Mungkin Daniel, ingin selalu terlihat tampan di depan Cyra. Sungguh beruntung sekali wanita itu, bisa di cintai oleh banyak orang.

     "kau lambat sekali! Cepat! "

     Saat di dalam mobil aku duduk di depan tepat di samping Daniel yang menyetir. Aku menghembuskan nafas lelah, tolong lah aku, sampai saat ini aku belum makan. Berikan aku makanan.

     "jangan sampai Cyra ku tahu, kau adalah istri ku." kata Daniel datar.

     "i-iya, Daniel boleh aku minta tolong?" sungguh aku sangat takut sekali saat meminta tolong pada Daniel.

     "hmm?" Daniel bergumam. Ya tuhan, hanya mendengar gumamman nya saja begitu menakutkan. Daniel seperti seorang dewa pencabut maut.

     "a-aku sangat l-lapar. Dari kemarin aku belum makan."

DESTROYEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang