01 - Hallo Shadira

3.1K 80 0
                                    

Seorang gadis cantik dengan rambut panjang sebatas punggung yang dibiarkan tergerai, dan seakan mengizinkan angin meniup rambut indahnya itu, sedang berdiri di bawah salah satu pohon rindang dipinggir lapangan. Masih menggunakan seragam kebesaran sekolahnya, dengan tas ransel yang masih setia berada di punggungnya. Gadis dengan tinggi 165 cm itu, menatap beberapa orang yang sedang berkumpul ditengah lapangan SMA Gemma Karya.

"SHA, NGAPAIN DI SITU? SINI!" teriak salah seorang siswi yang berada ditengah lapangan.

Shadira Langit Senja. Sosok gadis yang sedari tadi hanya berdiri dipinggir lapangan itu tersenyum, ketika salah satu sahabatnya bernama Bella memanggilnya untuk mendekat.

Shadira berjalan memasuki lapangan untuk menghapiri teman-temannya yang sedang melakukan pemanasan untuk memulai latihan.

"Ke mana aja lo? Ngaret mulu." Tanya seseorang dengan nada cetusnya. Ya, dia Kanaya, biasa dipanggil Kana oleh sahabat-sahabatnya. Cewek dengan rambut yang selalu terikat satu itu, entah sejak kapan sudah berada disamping Shadira.

"sorry...tadi gue dipanggil Bu Hana, suruh bantu beliau untuk ngoreksi tugas kelas anak sebelah, iya kan Ghe?"

Ghea, cewek yang terkenal alay, lebay, cerewet dan cengeng itu mengangguk membenarkan. "iyap."

Shadira, Bella , Kana, dan Ghea adalah sahabat dari semasa mereka duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama. Setelah lulus mereka ber-empat secara bersamaan memutuskan untuk memasuki SMA Gemma Karya, yang merupakan salah satu Sekolah cukup favorit di Jakarta. Tidak hanya itu, mereka juga memilih untuk bersama-sama bergabung di tim voli putri SMA tersebut.

Hari ini adalah hari Rabu, yang merupakan jadwal mereka untuk latihan. Tim mereka sudah membuat kesepakatan bersama, bahwa setiap hari Rabu, Jumat, dan Sabtu setelah pulang sekolah merupakan jadwal mereka untuk latihan Voli bersama dengan anggota tim yang lain.

"Guys... gue boleh izin nggak, hari ini? Mau nganterin Bunda kerumah sakit soalnya.." Shadira saat ini merasa tidak enak oleh teman satu timnya. sudah telat, dan sekarang harus memberikan kabar bahwa dia tidak bisa ikut bergabung latihan bersama hari ini.

"Lho, bukannya jadwal Tante Rina check up itu besok ya, Sha?" tanya Bella.

"iya, tapi tadi Dokter Radit ngehubungin gue, katanya besok dia ada tugas di luar kota, dan itu nggak bisa ditunda. Jadi Dokter minta jadwal Bunda Check up diganti jadi hari ini."

"oh, ya udah, nanti gua izinin kelo gitu ke Kak Reyhan. Lo balik aja, gapapa," ucap Kana, seraya menepuk bahu Shadira.

Shadira mengangguk, "duh, makasih banyak ya semua.. tolong izinin ke Kak Reyhan, juga nanti. Kalau gitu gue pulang duluan ya, kalian semangat latihannya," pamit Shadira, lalu segera pergi meninggalkan teman-temannya.

"Hati-hati, Sha!"

ͦ ͦ ͦ ͦ ͦ

Shadira membuka gerbang rumahnya yang tertutup. Rumah dengan dua lantai, yang memiliki gerbang bewarna hitam itu dibuka oleh Shadira. lalu dilanjutkan melangkah menuju pintu utama.

"Assalamualaikum, aku pulang!" ucap Shadira, memberi salam.

Shadira membuka pintu utama rumahnya, dimana pintu yang langsung terhubung dengan ruang tamu itu tampak sepi. Dia berjalan kearah dapur, bermaksud untuk mencari keberadaan Bi Sulis.

Di dapur terlihat Bi Sulis yang dengan telaten, sedang memotong beberapa sayuran hijau.

"Motongin apa bi?" Sapa Shadira, yang masih berdiri diambang pintu dapur.

Bi Sulis menengok kearah pintu, dimana ia dapat melihat putri dari majikannya itu sudah berdiri memperhatikan dirinya, dengan senyuman.

"Eh, Neng Dira, udah pulang? ini Neng, Bibi lagi motongin sayur."

ARKASADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang