{37} 💝

28 12 1
                                    

Semenjak Ryujin hilang suasananya jadi berubah. Bunda yang selalu termenung, anak-anak Ansas yang dulunya pecicilan sekarang lebih banyak diamnya. Jangan lupakan Hyunjin yang udah gak punya semangat hidup. Datang sekolah dengan pakaian yang kurang rapi, datang juga saat mepet jam masuk, gak konsen belajar, terlebih lagi jarang ngomong dan ngumpul sama teman-temannya.

Terhitung sudah 4 hari hilangnya Ryujin namun sampai saat ini belum juga ditemukan. Pihak polisi juga turut membantu namun hasilnya nihil sampai sekarang. Setiap hari Hyunjin dan lainnya cari Ryujin.

"Hyunjin bisa kamu kerjakan soal yang saya tulis ini?" pinta bu Yoona.

Bukannya segera beranjak dari kursinya, Hyunjin malah terdiam sambil melihat bu Yoona. Tatapan lelahnya selalu dia perlihatkan.

"Biar saya ajah bu!" seru Seungmim lalu mengangkat tangannya. Bu Yoona berganti melihat ke arah Seungmin lalu menyuruh Seungmin naik ke depan papan tulis.

Bu Yoona dan pihak sekolah sudah mengetahui berita hilangnya Ryujin dan mereka juga ikut mendoakan supaya Ryujin cepet ditemukan dalam keadaan selamat.

"Kantin yuk bro" ajak Seungmin pada Hyunjin saat bu Yoona keluar tadi. Sudah satu menit bel istirahat berbunyi dan waktunya ngacir ke kantin. Namun berbeda dengan Hyunjin yang sepertinya tidak ada niatan untuk beranjak dari duduknya. Apalagi saat Seungmin mengajaknya tadi seakan-akan seruan Seungmin cuma dianggap angin lalu.

Bukannya menolak atau apapun itu, Hyunjin malah melirik sinis Seungmin kemudian berdiri dan meninggalkan Seungmin di kelas sendirian. Kalau kalian berfikir Hyunjin bakal ke kantin itu kalian salah. Karna yang menjadi tempat favorit Hyunjin saat ini adalah halaman belakang lab fisika tempat Hyunjin dan Ryujin terakhir kali bertemu.

Seungmin yang melihat temannya itu mengacuhkannya hanya bisa menghela nafas sabar. Dengan langkah gontai dia berjalan menuju kantin sendirian karna teman-temannya yang lain pasti sudah menunggu di sana.

.

.

.

.

.

Di tempat lain kini Ryujin terlihat berusaha untuk membuka tali pengikat pada tangannya. Untung ajah mulutnya gak dilakban jadi gak susah-susah amat. Mau teriak? Yang ada belum didengar orang dia sudah dihampiri oleh para penjaga yang berada di depan ruangannya. Ryujin gak tau posisinya sekarang tepatnya dimana.

Tapi percuma juga sih. Gak ada jalan keluar selain pintu yang di depannya tentu saja ada penjaganya di sana. Dengan susah payah Ryujin memperbaiki duduknya bersandar pada dinding di belakangnya.

"Woi yang jadi penjaga pintu di depan! Gue mau pipis nih!" teriak Ryujin.

Tak lama kemudian pintu itu terbuka menampakkan Soobin yang sedang berjalan ke arahnya dengan muka kusutnya.

"Nyusahin ajah lo!" ketus Soobin

"Ya siapa suruh nyulik gue" balas Ryujin gak kalah ketusnya.

Ryujin berdiri dibantu oleh Soobin kemudian diiringi untuk keluar ruangan itu. Oh iya tali yang ngikat kaki Ryujin udah dilepas tadi sama Soobin.

"Lu lepasin dulu tali yang ngikat tangan gue!" suruh Ryujin sambil menyodorkan tangannya yang diikat ke depan Soobin.

Mereka udah sampai di depan kamar mandi tapi Ryujin gak mau masuk sebelum tangannya dilepasin. Gimana ceboknya entar?

Soobin merotasikan bola matanya malas kemudian berdecak. "Lu gak bisa nipu gue ya. Lo mau kabur kan?"

Ryujin melotot tidak terima. Dia udah kebelet tapi Soobin malah gak mau buka ikatan tangannya.

Hate or love ||Hyunjin&Ryujin||✔Where stories live. Discover now