Sarada menganggukkan kepalanya, matanya melotot kesal. "Iya--Hah?! Kok bisa tau? Kamu salah satu pembaca novelku, ya?!" cecar Sarada, masih tak percaya dengan apa yang ia alami sekarang.

"Serius kamu enggak pernah kenal saya?" Si eksekutif muda itu memicingkan mata birunya yang menawan. Sarada berniat menggeleng, namun sesaat kemudian matanya membulat sempurna menyadari siapa yang ada di hadapannya.

"Namikaze Boruto? Pangeran Pengusaha Tokyo?!" Sarada ceroboh berucap, menelan ludahnya tak percaya. Boruto, nama eksekutif muda bermata biru itu menggelengkan kepalanya pelan.

"Sejak kapan kita pernah mengenal?" Sarada kembali mengernyit, membuat Boruto gemas bukan main. Sang eksekutif muda itu mendesis pelan.

"Heh, Nona Uchiha. Kemarin kamu tandatangan perjanjian nikah kontrak sama saya. Kamu juga bilang, pernikahan ini bagus buat karir politik kamu. Saya emang belum pernah ketemu kamu, tapi kita komunikasi lewat Denki, sekretaris saya." Boruto menarik napas dalam-dalam, berusaha mati-matian menahan emosinya agar tak meledak begitu saja.

"Ada bukti kamu tandatangan, jadi enggak usah mengelak dan sok enggak tau apa-apa. Besok ibu saya meminta kamu datang ke rumah, jadi saya harap kamu bisa bersikap kooperatif sama perjanjian kontrak kita." Boruto menatap Sarada gemas. Yang ditatap malah mengerjapkan matanya bingung.

"Hah?! Becanda ya, kamu? Please, deh. Eksekutif muda kok pranknya enggak kreatif amat. Kamera mana kamera? Pusing aku lama-lama," keluh Sarada kesal. Boruto mendecakkan lidah, sengaja mengabaikan kalimat gadis di hadapannya.

"Satu lagi, panggil saya Boruto. Kemungkinan besar beberapa minggu lagi kita menikah, jadi dimohon kerjasamanya." Boruto memberikan ponsel tadi pada sang sekretaris. 

Sarada cengo di tempat, jiwanya mendadak hilang entah ke mana. Matanya menatap bingung Boruto yang kini pergi begitu saja dari hadapannya.

"Gila, ini bener-bener enggak masuk akal."

"Jangan-jangan, yang ditemui Boruto itu dopplegangerku? Jadi teori dunia paralel itu bukan hipotesis lagi?" Sarada membulatkan mata begitu menyadari hal yang begitu krusial. Tangannya merogoh saku, mengambil ponsel.

"Oke, aku dapet bahan buat nulis novel lagi.--Hah?! Enggak, enggak. Ini enggak mungkin! Aku bahkan enggak pernah kenalan sama Boruto sebelumnya."

Sarada menggeleng-gelengkan kepala, peduli setan dengan orang-orang lewat yang menatapnya dengan tatapan sinis. Gadis itu merapikan kaos rajut merahnya, mendengkus sebal menyadari apa yang terjadi.

 Gadis itu merapikan kaos rajut merahnya, mendengkus sebal menyadari apa yang terjadi

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

"Ini bukan ide gila, 'kan, Al?" Sarah Brighton tertawa geli sambil meminum tehnya. Shania yang masih berumur tiga tahun itu merangkak, memeluk tubuh sang ibu. Tangannya menggapai-gapai, ingin meraih gelas teh yang dipegang ibunya.

"Tidak, tidak. Ini bukan ide gila, Sayang."

"Aah, aku jadi tidak sabar menantikan kehidupan mereka setelah pernikahan!" Sarah tertawa geli, menaruh gelas tehnya di meja. Tangannya beralih pada tubuh Shania, ia memangku anaknya itu di paha.

"Mungkin Sarada akan bingung karena ia merasa tidak pernah bertemu dengan Boruto, Sarah. Apa yang akan kau lakukan untuk itu?" Albert menatap obsidian istrinya yang mendadak membulat.

"E-eh, kau benar. Itu belum kupikirkan!" Sarah mendengkus geli, menyamankan posisi Shania di pangkuannya. Albert hanya mengembuskan napas pasrah.

"Kamu sendiri yang bilang, jangan suka mengacak-acak hidup orang lain, Sarah."

"Yang kali ini cuma iseng, Al. Serius, deh! Cuma iseng." Sarah meringis, membuat Albert hanya menggeleng-gelengkan kepala pasrah.

"Mari kita pikirkan besok caranya. Sudah, ayo tidur. Shania pasti juga sudah mengantuk. Benar, 'kan, anak Ayah?"



to be continued

21 Mei 2021, cakep ya tanggalnya haha

hobinya bikin cerita baru pdhl cerita lama belum selesai, gomennasai yaa semua, hihi. ini tuh kayak short story tp engga short, cerita keisengan Sarah Brighton di dimensi lain, wakakka.

hope you like it, borusara disini bener bener org baru kenal wakaka, sebatas saling tau aja dulunya. 

sebenernya w ada clue, seluruh ceritaku di tahun ini, kayak kepanjangan tangan dari albert sarah brighton, wehehe. dimensi dimensi lain yang pernah dikunjungi mereka, gitu maksudnya.

jangan lupa pencet bintang kalo suka, see you next chap! ini Jepang rasa Jakarta kayak when i married you, nonbaku and harshword too!

Unpredictable Marriage | BoruSaraNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ