Naya tersenyum mengangguk, "Duluan aja."

"Kita tunggu dimobil aja gimana?" tanya Kinan.

"Gak usah gapapa. Gue bisa naik ojol atau minta jemput Darrel." ucap Naya meyakinkan teman-temannya.

Saat dirasa ketiga gadis itu sudah keluar dari cafe, Naya menatap Alvaro, "Gue gak punya banyak waktu. Cepetan lo mau ngomong apa?"

Alvaro tersenyum kecil dan membuka tasnya mengeluarkan paperbag kecil berwarna pink, "Buat lo. Sebagai permintaan maaf gue. Waktu itu gue gak bermaksud ngomong kasar ke lo, itu gue relfeks." jelasnya.

Naya menatap uluran paperbag pink itu. Dengan ragu ia mengambilnya dan melihat isinya. Matanya membola saat melihat kalung yang sempat ia inginkan dulu, sangat-sangat dulu.

"Gue gak bisa nerima ini." Naya memasukkan lagi kalung itu dan mendorong paperbag itu ke arah Alvaro.

"Kenapa? ini asli kok, gue beli ditempat yang lo datengin waktu itu. Gue-"

"Al, kita gak ada hubungan apa-apa lagi jadi stop untuk nemuin atau bahkan inget hal-hal tentang gue."

Alvaro menghela napas, "Gue minta maaf-"

"Udah gue maafin tapi sorry, gue gak bisa nerima ini," Naya menggendong tasnya dan meletakkan uang dimeja, "Cuma ini yang mau lo omonginkan?"

"Iya, tapi-"

Setelah mendengar kata iya dari mulut Alvaro, Naya melangkah keluar dari cafe ini. Tangannya sibuk mengotak-atik aplikasi ojolnya sembari mencoba menghubungi Darrel.

Drrl

Rel dimn?
bisa jmpt g?
aku dicafe Troy.
Rel?
p
p
p
p
p

Naya menghembuskan napas kesal. Ia memilih untuk memesan ojol tapi kenapa aplikasinya tidak mau terbuka. Tidak mungkin kuotanya habis, ia baru mengisinya tadi malam.

"KANAYA!!"

Naya dibuat panik saat Alvaro menyusulnya dan berdiri tepat disampingnya. Perempuan itu sedikit bergeser agar tak terlalu dekat dengan Alvaro. Ia hanya tidak ingin ada salah paham.

"Nay,"

"Apa? gue udah gak ada urusan sama lo Al."

"Nay, lo bilang kita bisa jadi temen." ucap Alvaro yang terlihat putus asa.

"Iya sekedar temen. Tapi please jangan bikin gue gak nyaman sama sikap lo yang sekarang."

Alvaro berdehem dan melepaskan tangannya dan lengan Naya. Cowok itu mengusap wajahnya kasar. Naya yang ia kenal tidak seperti ini, Naya bersikap sangat manis dulu. Tapi kenapa sekarang seolah-olah tidak mengenal.

"Terima ini ya, anggap aja sebagai tanda pertemanan kita." Alvaro kembali mengulurkan kalung tadi. Entah dimana cowok itu membuang paperbagnya, Naya melirik kalung yang menjuntai dengan bandul kupu-kupu itu. Padahal ia sudah lama melupakan ingin kalung itu, tapi dengan tiba-tiba Alvaro datang dan memberikannya.

"Gue gak-"

"Cuma ini Nay. Kali ini aja, lo terima ya?"

Naya tidak munafik kali ini, ia memang menginginkan kalung itu walaupun ia sudah melupakan dan hendak membelinya tapi ia benar-benar sudah lupa, "Oke gue terima. Lo jangan mikir macem-macem, gue cuma nerima ini karena-"

Darrel My Bad Husband [Terbit]Where stories live. Discover now