Part 1 | Love🎗

25 4 2
                                    

Jangan Lupa Vote dan komen!🤗

Dua manusia berbeda jenis sedang berlari kecil di alun-alun kota pada minggu pagi

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dua manusia berbeda jenis sedang berlari kecil di alun-alun kota pada minggu pagi. Mereka menyempatkan waktunya untuk berolahraga karena hari libur. Angin pagi masih menyeruak, menambah kesejukan pada orang-orang yang berada di sana. 

Sepasang kekasih yang bernama Reyhan dan Zara itu beristirahat sejenak. Mereka duduk di kursi panjang yang terletak di tempat tersebut. Cowok berambut hitam kecokelatan itu melihat gadisnya yang berkeringat dan kelelahan, hingga tangan kekarnya terulur mengusap keringat di kening Zara. 

"Abis ini kita pulang aja," kata Reyhan sambil menyingkirkan rambut Zara yang sedikit menutupi wajahnya.

"Cepet banget, baru aja lari dua kali putaran," balas Zara dengan heran.

"Aku nggak mau kamu capek," ucap Reyhan membuat Zara menahan senyum.

Zara ingin tertawa karena kekasihnya begitu berlebihan. Padahal menurut gadis itu berolahraga agar tubuhnya fit. Ia tak habis pikir pada Reyhan, semenjak kejadian dua tahun lalu Reyhan perhatian pada Zara terlalu kelewatan. Bukan risi, tetapi ia hanya tidak ingin terus-terusan bergantung pada Reyhan. Meskipun bernotabe sebagai seorang pacar.

"Rey, aku cuma lari, loh." Zara menghentikan tangan Reyhan yang dari tadi mengelap keringatnya. Cowok itu tidak memikirkan dirinya yang juga berkeringat, bahkan lebih banyak dari Zara.

Melihat penjual minuman yang tak jauh dari tempat mereka, membuat Zara berdiri dan menghampiri penjual itu. Suara Reyhan yang memanggilnya ia abaikan karena tahu Reyhan tidak akan mengizinkan. Setelah membayar minuman yang dipilih, gadis itu berbalik untuk kembali ke Reyhan. Akan tetapi, minuman yang ia pegang jatuh seketika dan tubuhnya terhuyung ke samping saat tertabrak sesuatu.

Reyhan yang melihat hal tersebut, langsung beranjak menghampiri Zara. Meraba tangan dan kaki gadis itu karena takut ada yang terluka. Seperti itukah Reyhan sekarang? Sang pelaku pergi begitu saja tanpa mengucapkan kata maaf, membuat Reyhan tambah kesal.

"Enggak ada yang sakit, kan?" tanya Reyhan khawatir. 

"Aku nggak papa Reyhan." Zara sedikit malu ketika orang di sekitar melihatnya dengan Reyhan terang-terangan. Bayangkan saja, Zara seolah seperti anak manja yang akan menangis jika terjadi sesuatu. Ia hanya menunduk saat Reyhan mengomel di tengah-tengah tempat tersebut.

***

Malam harinya Zara pergi ke Mall karena ajakan papanya. Ia senang, sekarang sudah bisa seperti anak lain yang pergi dengan sang Papa. Tidak seperti dulu, ke mana-mana ia sendiri. Tersenyum lebar seraya memasuki salah satu toko peralatan elektronik. Gadis itu hanya ikut, entah apa yang akan dibeli oleh papanya.

Burhan--ayah Zara mengambil sesuatu di salah satu rak. Zara tak terlalu memperhatikan pria paruh baya itu, ia fokus melihat sekitar, merasa kagum karena melihat banyak barang-barang mewah. Membuat ia berjalan meninggalkan Burhan, lalu melihat-lihat benda yang tertata rapi di sana. Sehingga tak sengaja ia menubruk seseorang, membuat barang yang dipegang orang tersebut jatuh.

"Eh, sorry nggak sengaja," kata Zara seraya mengambil barang orang tersebut, lalu memberikannya.

Orang itu bukan mengambil barang tersebut, malah menatap Zara dengan diam. Menelusuri setiap inci wajah gadis itu, mata indah dengan bulu mata yang lentik, serta senyum manis yang terukir di wajahnya. Sepertinya lelaki tersebut terpesona dengan pahatan sempurna yang dimiliki Zara. Namun, tersadar saat Zara melambaikan tangan di depan wajah laki-laki tersebut.

"Kok, ngelamun?" tanya Zara padanya.

"Oh, nggak." Ia gelagapan sembari mengambil barang di tangan Zara.

"Sayang, kenapa?" 

Mereka melihat ke sumber suara. Burhan menghampiri Zara, lalu melihat pemuda di sebelahnya. Tampak tidak asing di penglihatan pria berjas itu, tetapi ia tidak mengenalnya. Begitu pun dengan lelaki tersebut yang juga melihat wajah Burhan yang tampak familier.

"Ayah sudah belanjanya?" tanya Zara memecah keheningan, membuat ayahnya langsung menoleh dan mengangguk.

"Yaudah. Ayo keluar, Yah." Zara menarik tangan ayahnya setelah tersenyum tipis pada pemuda tadi. 

Laki-laki yang bernama Daffin itu menatap kepergian gadis yang baru ditemuinya, ia seakan tidak rela perempuan itu pergi, ingin sekali rasanya berkenalan dan berbicara lebih banyak. Sekarang Daffin percaya dengan cinta pada pandangan pertama karena ia baru saja merasakan sekarang. Cowok berkemeja itu berharap bertemu lagi dengan cewek itu.


Bersambung ....

_______________

Aku publikasikan ulang karena ada beberapa kesalahan guyss. Sekarang cerita ini akan lebih fresh dari sebelumnya. Selamat membaca!!!

Segini dulu untuk part awal, oke. Berharap kalian ramein lapak ini✅

See You❤

Bondowoso, 06 Oktober 2022


Trust and Love [On Going]Where stories live. Discover now