"Malay-San! Kau cari siapa?" Tanya Nekomi yang tengah mendengarkan lagu di bangkunya.

"Nekomi, kau tau dimana bangku Nethia?" Tanya Malay.

Nekomi melirik kearah pojok kanan kelas, dimana Nethia yang tertimpa sinar mentari pagi tengah membaca buku dengan tenang, jauh dari kericuhan. Malay berterimakasih lalu berjalan menuju bangku Nethia, dia memperbaiki dasinya dan merapikan rambutnya. Ini harusnya jadi tugas yang mudah.

"Nethia?" Panggil Malay.

Manik lapiz Nethia langsung menatapnya, bibirnya yang semerah plum melengkung keatas, menunjukkan sebuah senyuman cantik. Pantas saja Indo jatuh cinta padanya.

"Ada apa schat?" Tanya Nethia.

"Umm... Aku mau menanyakan beberapa hal mengenai Indo, bolehkah?" Malay nampak ragu.

Nethia menutup buku yang tegah dia baca "Apa?"

Malay menengguk salivanya dan memantapkan dirinya. Nethia kan pacarnya.

"Begini, setelah kejadian yang menimpa Russia dia jadi aneh, senyumnya seolah terpaksa dan wajahnya lebih pucat, belakangan ini dia juga sering hilang fokus, kau tau dia kenapa?" Tanya Malay.

Nethia nampak berpikir sebentar sebelum akhirnya menjawab "Seingatku dia pernah bilang dia punya asma, dan aku tau dia tipikal pekerja keras yang suka memaksakan dirinya." Ujar Nethia.

"Asma ya... Tapi kurasa itu sudah lama tidak kumat lagi." Malay berdedikasi.

"Asma bisa kambuh lagi kalau pengidapnya stress atau terlalu lelah." Koreksi Nethia.

Malay ber-oh pelan "Baiklah, ini sudah jam masuk, nanti aku dikira telat, aku pergi dulu, jaga diri." Malay memberi kecupan singkat lalu berlari kecil menuju kelasnya.

Nethia tertawa kecil dan lanjut membaca bukunya. Sesampainya dikelas, Malay mengambil semua buku yang dia perlukan dan duduk manis di bangkunya. Sesekali dia melirik Indo. Ini pelajaran Math, biasanya Indo memberi perhatian lebih di pelajaran ini, namun yang terjadi sebaliknya.

"Indo, apa kau mendengar penjelasanku?" Panggil IMF selaku guru Math mereka.

"Uh-Oh, maaf sir..." Indo menunduk.

"Kemari, kerjakan soal didepan, kau harusnya tau cara mengerjakannya." Ujar IMF.

Dengan gontai Indo maju dan mengambil spidol. Manik merah darahnya menatap papan yang dipenuhi soal. Tangannya terangkat, lalu mulai menulis jawaban, kepalanya berat, angka-angka seolah menari didepannya. Rasanya dia ingin cepat-cepat pulang dan merebahkan diri di kasur. Indo menurunkan tangannya lagi, dia sudah selesai.

"Hmm... Caramu sudah benar, tapi kau salah hitung, ini di kali Indo bukan ditambah, apa kau baik-baik saja?" IMF menatap muridnya yang satu itu.

"Ya, aku baik-baik saja." Jawab Indo datar.

"Baiklah, kau boleh kembali ke bangkumu." IMF mempersilahkan.

Indo kembali ke bangkunya dan mulai mencatat. SK disampingnya nampak khawatir juga, ada apa dengan teman sebangkunya? Bel pergantian pelajaran berbunyi, para murid keluar kelas menuju ruang ganti. Saatnya pelajaran olahraga!

Di ruang ganti pria semua nampak shirtless, saling pamer otot atau mengobrol. Indo membuka seragamnya, menunjukkan tubuh sempurna ber-abs nya, beberapa bekas luka juga turut menghiasi tubuhnya. Dengan malas dia memakai baju olahraganya yang berupa jaket, lantas keluar bersama yang lain.

"Baiklah! Mulai pemanasannya lalu lari lapangan 10 kali karena kalian telat semenit!" Seru UNEF selaku guru PJOK mereka. Sesuai ekspetasi dan realita, keluhan terdengar dimana-mana, salah sendiri.

Game Of King||RusIndo||MafiaAUWhere stories live. Discover now