1. Pemecah Hening

329 25 16
                                    

Jika saja dulu Elga benar-benar berhenti berpijak, mungkin hari ini ia tak akan bisa melihat senyum Fariz yang begitu manis saat berbicara dengan Galuh putra mereka.  Semua orang akan berpikir Fariz tipe suami idaman, kakak terbaik, dan sosok Ayah idola. Namun tidak untuk Galuh, anak itu tak pernah sekalipun mengatakan kalau dirinya mirip seperti Papa. Anak itu hanya mengatakan kalau dirinya keren, memang seperti Papa. Tapi ia hanya mencintai Bunda dan Om yang paling terbaik, begitu menurutnya.

Sejak hari di mana Galuh pergi meninggalkan luka, hari itu Elga juga dinyatakan hamil oleh dokter. Tepatnya Elga tidak sadar kalau dalam tubuhnya ada janin yang sedang bersemayam di dalamnya. Kabar baik itu terdengar membahagiakan sekaligus menyedihkan. Karena Galuh tak bisa melihat keponakannya, atau bermain bersamanya, begitu juga dengan Elga. Tak pernah berpikir kalau ia harus kehilangan Galuh yang begitu menggemaskan. Tak lama untuk mereka berkenalan lalu dekat hanya karena ingin membantu Fariz bahagia.

Sekali seumur hidup Elga, ia baru pertama kali melihat sosok yang begitu menyenangkan dengan canda sederhana, walau hanya sebungkus cokelat sebagai pemanis candanya. Kala itu Galuh datang seorang diri, dengan pakaian hodie kebesaran milik Ibnu.  Elga pikir Galuh hanya becanda untuk mengajaknya jalan-jalan di sore hari. Di sana mereka menikmati semilir angin yang berembus pelan, membuat beberapa helai rambut Elga tertiup.

Elga juga masih ingat obrolan singkat mereka yang tak lain membahas tentang stalker. Terdengar ngeri, hanya saja Galuh membawa obrolan itu jadi lebih menyenangkan. Bahkan Elga tertawa lepas saat membahas mengenai DM (Direct Message) yang tak pernah dibalas oleh Fariz.

Beberapa kali Galuh mengatakan pada Elga untuk sabar menghadapi sifat kakak sulungnya yang begitu kaku, sulit untuk membuka hati. Elga mengerti, ia paham dan hanya mengangguk ketika Galuh menjelaskan betapa ia begitu menyayangi kedua kakaknya. Apalagi dengan Ibnu. Elga begitu terharu saat Galuh mengatakan kalau dia kembali nanti, mungkin dalam wujud yang berbeda. Elga sempat tak terpikir kalau ucapannya saat itu adalah harapan. Sebagai bentuk rasa sayangnya yang tak bisa ia bagi dengan siapapun. Elga selalu mengingat pertemuan singkatnya bersama Galuh adalah petunjuk untuknya agar tetap bersama walau berat masalah yang aka mereka hadapi ke depannya.

Sudah hampir satu jam Elga berdiam diri di dalam kamar Galuh yang kini sudah menjadi tempat favorit Ibnu untuk melepas lelah. Kamar yang sama yang pernah ia datangi ketika Galuh dalam masa sulitnya. Kali ini, kamar itu hanya dikunjungi setiap kali mereka rindu.

"Bunda! Aku lapar," panggil Galuh ketika Elga tengah membuka album foto yang tersimpan di atas tempat tidur milik adiknya. Ia tersentak karena putranya sudah berdiri di depan pintu kamar dengan wajah cemberut yang membuat Elga sulit untuk marah.

Elga pun tersenyum, lalu meletakkan kembali album itu pada tempatnya. Setelahnya ia pun menyuruh Galuh untuk mendekat ke arahnya. Meski kesal, tapi anak itu tetap menurut. Elga tahu kalau putranya tak suka menunggu, tak suka bila keinginannya tidak terpenuhi. Walaupun begitu, Elga tetap memberikan pengertian pada putranya agar selalu sabar untuk menunggu. Ia pun memegang kedua tangan mungil putranya begitu lembut. Di sana Elga bisa melihat kalau Galuh sedang kesal dengan Fariz. Anak itu akan terlihat datar dan diam jika sedang kesal, sama seperti Fariz

Namun, Elga tak akan membiarkannya terlalu lama, ia selalu memiliki cara yang paling manis untuk membujuk putranya agar kembali  tersenyum. Salah satunya dengan cara mengusap kedua punggung tangan putranya dengan sangat lembut, seperti yang ia lakukan saat ini. Elga tak akan berdiri sebelum putranya mau bercerita, untuk itu ia selalu memulainya lebih dulu, sama halnya dengan Fariz, Galuh lebih keras kepala jika ia tak salah.

"Bunda mau buat nasi goreng cumi, kalau kamu mau cerita sama Bunda, apa yang buat kamu kesal kayak gini?"

"Aku lapar Bun, bisa diskon aja pertanyaannya? Diganti gitu?"

JEJAK ASA (Selesai)✅Where stories live. Discover now