ZERO || 02

40.9K 6.2K 1.9K
                                    

Spam komen yuk! Jangan lupa Vote juga ya, makasih 😍😍

.
.
.

Taeyong baru saja pulang ke rumah dengan dua kantung pelastik besar di tangannya, kemudian mengeluarkan makanan dan minuman dari dalam plastik tersebut, lalu menaruhnya di atas meja makan.

"Kau makan dua porsi?" Tanya Jaehyun seraya duduk di salah satu kursi meja makan.

"Untuk Yesha, itupun jika boleh," sahut Taeyong dengan santai.

"Jika kau mau membunuhnya, bunuh dia sekarang, jika kau tidak bisa, biar aku saja," ujar Yuta yang baru saja sampai di ruang makan, kemudian duduk di sebrang Jaehyun.

"Aku sudah mendiskusikan hal ini dengan Sehun, aku tidak akan membunuhnya dalam waktu dekat," sahut Jaehyun.

"Kau bahkan berdiskusi dengan Sehun tanpa sepengatahuan kami," gumam Yuta seraya membuka kotak makannya, dan mulai memakan nasi dan lauknya, hal itu membuat Jaehyun terdiam dengan tatapan dingin.

Taeyong yang melihat keduanya pun membeku di tempatnya, kedua matanya memandnag Jaehyun dan Yuta secara bergantian.

Jaehyun menyandarkan punggungnya di kursi, "aku tidak bermaksud menyembunyikan banyak hal, aku bisa menceritakannya pada kalian," ujar Jaehyun yang membuat Yuta tersenyum kecil.

"Kalau begitu ceritakan," pinta Yuta.

Taeyong pun duduk di kursinya, ia siap mendengarkan cerita dari Jaehyun.

"Sebenarnya saat di kaki gunung aku bisa membunuhnya, tapi sesuatu menyala di liontin kalungnya, aku mengira itu alat pelacak-"

"Lalu kau membawanya pulang, kau ini bodoh atau apa? Kau bis membunuhnya di sana, apa susahnya?" Yuta menyela perkataan Jaehyun, dan Jaehyun terdiam dengan tatapan dinginnya.

Yuta membalas tatapan Jaehyun, "sejak kapan kau peduli dengan hal itu? Bilang saja jika kau tertarik pada perempuan itu, kami akan memaklumi," ujar Yuta seraya tersenyum kecil.

"Liotin itu berisi kamera," ujar Jaehyun dengan suara pelan.

"Kau banyak alasan, kau bisa membunuh perempuan itu dan mengambil kalungnya, atau menghancurkan kalungnya di sana. Sudahlah, lebih baik kau keluarkan perempuan itu dari sana, biarkan dia pulang," ujar Yuta yang terdengar malas, Jaehyun terdiam dengan tatapan yang menajam.

Jaehyun selalu kalah jika beradu argumen dengan Yuta, pria asal Jepang itu sering kali berbeda pendapat dengan Jaehyun, sehingga mereka menbutuhkan Sehun untuk memutuskan semuanya, atau Taeyong yang nenjadi penengah.

"Kau bisa melakukan hal sesukamu, Jae. Asal jangan merugikan kita," ujar Taeyong dengan suara pelan.

Jaehyun beranjak dari kursinya, kemudian ia pergi dari sana.

Taeyong mendengus kecil, "kau tahu sifat Jaehyun seperti apa, tapi kau terus membuatnya kesal, terserah dia mau melakukan apa," ujar Taeyong, dan Yuta hanya mengendikan bahunya.

Sebenarnya Jaehyun juga tidak tahu kenapa ia bisa menjadi sebodoh ini, awalnya ia hanya penasran dengan liontin itu, namun dengan bodohnya ia malah membawa gadis itu ke markasnya, dan sekarang ia tak bisa membiarkan gadis itu pergi begitu saja, mengingat gadis itu tahu dimana letak markas mereka dan pekerjaan mereka.

**

Jaehyun sampai di sebuah apartment, ia memasukkan pinnya kemudian membuka pintunya.

"Huh? J-Jaehyun! Jaehyun!" Panggil seorang gadis dengan mata yang berbinar, gadis itu pun menghanpiri Jaehyun dan memeluknya.

ZERO || Say My Name + Jung Jaehyun ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang