17. Kecemasan

80 50 99
                                    

Jangan Lupa Beri Bintang, Komen, Share Ketemen Kalian dan Follow Author untuk dapat notif episode selanjutnya😍

1 vote dan komen dari kalian sangat berarti 💗.

HAPPY READING❣️

-----------------------------------------------------------
17. Kecemasan
-----------------------------------------------------------

"Devon!!" pekik Glory.

Citttt!!
Devon menekan rem motornya kuat-kuat.

Dugh!!

"Aww!!" ringis Glory.
Helm Glory dan Devon saling terbentur karena Devon yang terlalu kuat menekan remnya secara mendadak.

Didepan sepeda motor Devon ada seorang nenek memilih buah-buahan miliknya yang jatuh ditengah jalan.

Pakk!!
(Glory memukul lengan Devon pelan).
"ih dibilangin pelan pelan juga!"

Devon terkekeh.
"Iya maaf kebablasan."

"Aku turun dulu mau bantuin neneknya," bisik Glory dan Devon mengangguk.

Glory berjalan menghampiri si nenek. "Nenek aku bantu ya," ucap Glory dan ikut memilih buah-buahan nenek yang berserakan.

"Makasih ya." Si nenek tersenyum tulus.

Devon juga turun dari sepeda motornya. Melambaikan tangan pada kendaraan lain untuk perintah berhenti sejenak dan menunggu si nenek selesai memilih buahnya yang berserakan.

"Nah, selesai. Ayo nenek Glory bantu nyebrang yaa." Neneknya hanya mengangguk dan Glory menuntun neneknya menyebrang sampai ke pinggir jalan dan kembali menghampiri Devon.

"Udah?" tanya Devon. Glory mengangguk.

"Yaudah, ayo naik lagi." Devon kembali menyalakan sepedanya. Menerpa derasnya hujan yang perlahan mulai mereda.

Brummm brummm!!!

5 menit setelahnya, Glory sampai di gang depan rumahnya.

"Udah udah, itu berhenti di gerbang hitam!" ucap Glory menepuk pelan lengan Devon.

Devon memarkirkan sepedanya.
"Makasih banyak pak taxi." Glory menepuk bahu Devon lagi dan turun dari sepeda motor Devon.

"Ya Allah salah apa gue, digaplak mulu perasaan," batin Devon.

Glory melepas helm serta jas hujan milik Devon dan menyerahkan jas hujan itu pada pemiliknya.

"Gak mau mampir dulu?" tanya Glory tersenyum lembut.

"Sialan, senyumnya manis banget gila!" batin Devon. Jantung Devon seperti melakukan lari maraton berdetak tidak karuan.

"Lain kali aku mampir."

"Ohh oke, hati hati dijalan!" Glory mengangguk dan melambaikan tangannya.

Devon menyalakan kembali gas sepeda motornya.

Brummm brummm!!

Dalam jangka waktu 10 menit, Devon sudah sampai dirumahnya.

Devon duduk di kursi luar rumahnya dan membuka sepatu.

Ceklek! (Devon membuka pintu)

"Bundaa!!!" teriak Devon memasuki rumah.

Brianata Ceo [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang