Bagian 16 ; Aro kasar

44.3K 6.1K 7.6K
                                    



"Selamat pagi."

Seorang perempuan mengenakan pakaian yang ketat masuk ke dalam ruangan Aksel. Mengenakan dress berwarna merah dan lipstick merah merona telah membuat Aksel menyipitkan mata.

"Buset, Re. Lo abis nyedot darah?" tanya Aksel.

"Hehe ... Nggak, pak. Nih Rere ada rekomendasi warna lipstick untuk produk kita selanjutnya." Rere memberikan lampiran kertas pada Aksel.

Aksel mencermati warnanya satu persatu. Tiba-tiba ponsel yang ada di atas meja bergetar.

Drrrttt

"Bentar," kata Aksel Rere.

Sekitar setengah jam yang lalu ia baru berpamitan dengan istrinya untuk berangkat ke kantor, tapi apa ini? Ara sudah mengirim pesan untuk Aksel.

Binich😋

Acel pap dong, debaynya kngn🥺

Bagaimana tak tersipu malu. Diingat dari ingatan yang tak begitu tajam dari Aksel, baru kali ini sang istri bilang 'Kangen' padahal perpisahan mereka belum genap satu jam.

Tumben

Gmw ydh

Aksel langsung membelalakkan matanya menatap layar ponsel. "Lah, dia marah?"

"Bu Ara, ya?" tanya Rere.
"Iya lah, siapa lagi? Tukang ojek?" sahut Aksel.

Aksel langsung beralih ke kamera dan mengambil satu gambar untuk ia kirim pada sang istri.

Crek!

Crek!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

😍

Hanya melihat emoticon yang di kirim oleh Ara, Aksel meletakan ponselnya kembali di atas meja.

"Gimana, pak? Udah?" Aksel kembali fokus pada kertas di hadapannya. "Kita mau buat produk warna lipstik yang soft, Re. Dua warna yang ngejreng ini di hapus aja."

"Oh gitu. Baik akan saya hapus, ada lagi yang mau di revisi pak?" Rere bertanya.

"Oh ya ini, tolong siapin surat kontrak karna kita akan menggunakan iklan dari Sanjaya Corp." Perintah Aksel pada Sekertarisnya.

👣

"Baik. Presentasi dari saya sudah cukup, ada yang ingin di tanyakan?" Aro berdiri gagah didepan menatap beberapa karyawan dan klien-nya.

A+ [Kita Kembar]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang