𝙴𝚔𝚜𝚎𝚔𝚞𝚜𝚒 𝚁𝚊𝚖𝚊𝚒 𝟷

459 83 112
                                    

Setelah lama menaiki beberapa wahana yang ada, Agas, Leo, Tifani, Gilang dan Aley akhirnya memasuki wahana terakhir sekaligus penutup di taman hiburan tersebut. Ya, rumah hantu.

Awalnya Tifani tidak mau ikut masuk ke dalam wahana yang kalau dilihat-lihat sangat menyeramkan dan merepotkan. Ia juga merasa bahwa masuk ke dalam sana hanya akan membuatnya terkejut, bukan takut. Dan hal itulah yang paling ia benci.

Namun, usahanya untuk tidak memasuki wahana tersebut tidak membuahkan hasil, Aley dan yang lainnya bersikeras untuk membawa Tifani ikut bersama mereka masuk ke dalam rumah hantu. Karena paksaan itulah Tifani mau masuk ke rumah ketakutan itu.

Mira dan Arin tidak ikut masuk ke dalam wahana tersebut, karena memberikan alasan yang cukup meyakinkan yang lain dan alhasil mereka percaya. Alasan Mira yang sakit perut dan tak tahan untuk buang air besar, sedangkan Arin masih dengan rasa mualnya yang bahkan itu hanya akting semata.

Setelah Mira selesai melakukan panggilan alam yang cukup memakan banyak waktu, akhirnya ia keluar dari toilet dan mendapati sahabatnya berdiri di dekat wastafel. Arin menggerutu karena sudah terlalu lama menunggu Mira selesai buang air.

"Lama banget sih, lo abis makan apa sampai buang air dua puluh menit?" Gerutu Arin sambil menyilakan kedua tangannya menatap Mira yang baru saja keluar dari toilet sambil mengelus perutnya dengan ekspresi meringis.

"Nggak penting gue abis makan apa. Emangnya lo pikir proses keluarnya itu lancar jaya? Gue harus berjuang supaya bisa keluar." Balas Mira sambil terus mengelus perutnya yang masih terasa sakit.

"Jorok ah, malah bahas begituan. Ayo ke toko es krim, gue mau makan banana split." Timpal Arin.

"Lah, emang lu belum beli es krim?" Tanya Mira.

"Gue udah beli ice cream cone greentea dua kali, mango float dua kali, strawberry cheescake ice cream tiga kali, dan vanila boba ice cream satu kali." Jawab Arin.

Mira ternganga mendengar jawaban Arin. "Gila! Lo ngabisin semuanya sendirian?"

"Iya, habisnya lama banget nungguin lo pada naik wahana. Jadinya gue bolak-balik beli es krim karena gabut."

"G-gokil sih ..., yaudah kalo gitu, kita ke kedai es krim."

Di depan kedai es krim

Arin berhenti mendadak tepat di depan kedai. "Lo mau rasa apa? Biar gue aja yang pesan." Tanyanya.

"Gue rasa, ehm ..., enaknya rasa apa ya, Rin?" Mira melirik-lirik menu yang terpajang di atas kedai.

"Kalo lagi cuaca panas gini enaknya rasa yang segar-segar gitu, kayak asam manis dari buah-buahan." Saran Arin.

"Gue kan mau makan es krim, bukan makan buah." Sergah Mira.

"Ishh, bukan itu maksud gue!" Arin menyubit pipi Mira karena geram.

"Aduh sakit!" Ujar Mira sambil mengelus pipi kanannya yang baru saja dicubit. "Terus maksud lo apaan?"

"Es krim yang cocok untuk cuaca panas gini biasanya es krim rasa buah, karena selain manis, ada rasa asam yang bikin kita fresh lagi."

"Ooohh gitu ..., ehm ..., kalo gitu gue rasa mangga aja deh. Pake cone yang gede." Kata Mira telah memutuskan memilih rasa manga.

"Yaudah, tunggu sini."

"Okey!" Mira melakukan gerakan hormat kepada Arin.

Saat ini Agas, Leo, Tifani, Gilang, dan Aley saat berada di wahana yang mereka kunjungi terakhir itu? Apakah mereka bisa menangani rasa takut dan terkejut ketika melihat hantu-hantu di dalam sana?

AKHIR 12 [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang