VII

36.4K 1.5K 148
                                    

.

“Would you to be my boyfriend?”

Lily mendongak menunggu jawaban dari Harry. Harry tampak berfikir. Menerimanya? Semudah itu. Dia memang anak orang kaya. Gampang dimanfaatkan.

Tapi…

“Tidak.” Jawab Harry.

Lily tampak kecewa. Dia melepas pelukannya dari Harry. Bibirnya bergetar dan matanya tampak memerah ingin menangis.

“Kau pernah mengatakan padaku bahwa kau tidak memiliki kekasih. Kau berbohong…” Ucap Lily parau.

Dan tiba sesat air matanya ingin jatuh. Dengan licik Harry mencium bibirnya. Memberikannya lumatan-lumatan manis nan lembut sekali.

Harry mengelus perlahan pipi Lily untuk membalasnya. Berhasil. Lily tampak mengelus kepala Harry berulang kali.

“Kenapa berhenti?” gumam Lily yang terlihat pipinya memerah padam.

Harry mengacak rambutnya pelan dan mendaratkan kecupan manis di pipinya. “Ereksi alami, hun” sebutnya frontal.

“Again?”

Harry menggangguk dengan antusias sekali. Dan mereka melesat cepat berlari di derasnya hujan menuju apartment Harry.

.

Lily berbaring di atas dada Harry yang bidang. Tangannya dengan senang mengelus-ngelus dada Harry. Ini yang dinamakan pesta tidur, ini pesta ranjang.

“Kau memiliki berapa mantan kekasih?” Tanya Lily dengan manjanya.

“More than 20.” Balas Harry dengan santainya. Lily  menghela nafas dalam. Pantas saja dia begitu hebat melakukan hal itu.

Harry mengelus kepala Lily dengan sayang. “Kau mengapa tidak mau menjadi kekasihku?” Tanya Lily mendongak. Tangannya masih sibuk mengelusi tubuh Harry. Sialan, sudah kukatakan dia benar-benar gadis yang nakal.

Harry dengan cepat menindih Lily. Ia mencium bibirnya lembut, mengghisapnya perlahan dan membuat siapa pun akan terbuai karenanya. Lily tersenyum gemas dan menggigit bibir Harry.

“Aku menyukaimu.” Ujar Lily membuat jarak antara ia dan Harry.

Ia memandang wajah Harry lekat. Betapa kagumnya ia melihat ketampanannya.

“Bullshit! Kau menyukai pria miskin, Lily? Oh shit—“ Desis Harry tertahan ketika mendapati kecupan hangat di lehernya. Bibir mungil yang nakal itu menciumnya. Selanjutnya Lily tertawa kecil.

“Aku ingin sekali kau menculikku. Sungguh.” Gumam Lily dengan nada yang sensual. Dia gadisku, bisik Harry dalam hati.

Harry menggeleng, dia berbisik pelan di telinga Lily. Yang membuat Lily merinding. “Jika aku menculikmu, kau pasti tau akibatnya…” Bisik Harry serta memberikan gigitan kecil di telinga LILY.

“So, would you to be my boyfriend? I wish you would…”

“Tidak Lily,”

“Why?” Tanya Lily kecewa. Harry mendekatkan kepalanya ke tubuh Lily untuk membuat banyak kissmark disana. “Harry, itu geli…”

Harry tersenyum licik.

“Kau akan menyesal jika menjadi kekasihku, Lily.”

.

Short. Gantung. My fav. Biasanya kan kalo yang digantung itu enak (?) *Eh.

PERVERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang