EMPAT PULUH DELAPAN

461K 49.1K 17.7K
                                    

Yang Baca Cerita Ini Wajib Follow Instagram :

@areksa.drgntr
@queenilona_ladeika
@gang_diamnd
@wp.martabakkolor
@iiiitaaaa_12

9k vote + 20k komen untuk next!

Komen tiap paragraf, ya! 😍

ABSEN DULU PAKAI NAMA MINUMAN KESUKAAN KALIAN!

*****

"Mukanya Eksa pasti masih sakit, ya?" tanya Ilona pada kekasihnya itu yang baru saja pulang sekolah bersama sahabat-sahabatnya yang lain.

"Marvel 'kan pernah bilang kalau dia mau hajar Reksa kalau sampai buat lo nangis, Na," terang Canva.

"Tapi, Eksa 'kan nggak salah," balas Ilona.

Marvel menatap gadis itu datar. "Setelah bikin lo nangis, itu namanya apa?"

"Apel kan emang gitu. Jahat, nyeremin, galak, pantesan nggak ada cewek yang mau sama dia. Zura aja takut ngeliatnya," ceplos Azura yang tengah sibuk membuka bungkus permennya.

Ucapan gadis itu langsung mendapat toyoran di kepalanya dari Samuel. "Diem lo, Bocah."

"Baby El jahat! Kita belum nikah aja udah KDRT kayak gini," ujar Azura seraya mengusap kepalanya yang terasa lumayan sakit.

"Emang siapa yang mau nikah sama lo? Ogah," tolak Samuel mentah-mentah.

"Awas kalau suatu saat nanti lo berubah jadi bucin. Gue tandain muka lo, Bos," ancam Marvin dengan wajah dibuat seserius mungkin.

"Mau gue patahin leher lo?!" Samuel melotot galak.

Marvin meringis. Samuel selalu terlihat menyeramkan jika sudah mengucapkan kalimat keramatnya itu.

Areksa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakuan mereka. Ia kembali menatap Ilona yang menyenderkan tubuhnya di senderan tempat tidur. "Marvel bener. Gue salah, Na."

"Harusnya lo bilang aja kalau diancem bokapnya Ilona. Siapa tahu kita bisa bantu," ujar Canva pada sahabatnya itu.

"Ilona aja nggak boleh deket sama kita semua. Gue nggak bisa ngapa-ngapain selain nurut. Dari pada Ilona dibawa pergi." Areksa tersenyum. Ia mengusap puncak kepala Ilona pelan. "Jangan bahas itu lagi. Gue benci kalau inget perkataan gue ke Ilona kemarin."

"Maafin bokap gue, ya?" pinta Ilona.

"Nggak masalah. Kita ambil hikmahnya aja. Lo bisa belajar dari kesalahan dan Om Rean sama Tante Gina bisa berubah jadi lebih baik," jawab Areksa. Ia menatap sahabatnya secara bergantian. "Sori, gue ngecewain kalian semua."

Marvin yang duduk di sebelah Areksa itu menepuk pundak cowok itu pelan. "Lo nggak sepenuhnya salah, Sa."

"Lupain masalah ini, kita fokus ke hal yang lain. Kemarin, gue sama Marvel sempet ngobrol berdua bahas masalah teror yang ganggu kita akhir-akhir ini," ujar Samuel mulai mengalihkan topik pembicaraan mereka.

Raut wajah mereka bertujuh langsung berubah serius. Samuel berdeham pelan. "Kalian masih inget waktu Ilona pernah dapet teror di kamar mandi sekolah?"

Canva membulatkan matanya. "Inget! Gue inget!" balasnya heboh.

Mereka semua mengangguk kompak.

"Kalau dipikir secara logika, dari mana peneror itu tahu kalau Ilona mau ke kamar mandi?" tanya Samuel.

Areksa memandang Samuel dengan kening mengerut. "Kenapa kita baru sadar?"

"Gue tau!" ujar Ilona membuat yang lain menatap ke arahnya penasaran. "Waktu itu ada pemeriksaan dan gue lagi pakai rok yang terlalu pendek."

AREKSAWhere stories live. Discover now