Amarah

54 11 3
                                    

Sedari tadi Rasyid terus saja memikirkan perkataan laki-laki tadi, meski sudah di nasehatin oleh Vania tetapi tetap saja dia memikirkan nya, hmm Rasyid benar-benar patah hati sekarang.

“Ah! sudahlah, ngapain Aku fikir terlalu jauh tentang Lelaki itu.” ucap Rasyid dengan dirinya sendiri.

Vania? bagaimana dia bisa tau kalau Tisya dan Lelaki itu sering jalan bersama? Sedangkan dirinya hampir setengah hari berada di toko bekerja bersama Rasyid. hmm ... sangat membingungkan?

Rasyid pun melanjutkan pekerjaannya yang sempat tertunda karena kejadian tadi. kue demi kue sudah ia cek tanggal kadaluarsanya. namun ditengah-tengah ia memeriksa kue di rak paling pojok di depan sebelah kanan pintu masuk ia melihat ada secercah bagian kertas dengan tulisan 'Tisya milik Gue' tiga kata namun dapat membuat patah hati Rasyid. 

“Lagi ngapain Syid? Fokus amat, udah selesai belum nge cek kue nya?” tanya Vania sambil menepuk bahu kanan Rasyid.

“Lama amat nge ceknya. Nge cek kue apa ngantri sembako?” sambungnya dengan diiringi gelak tawa yang ia pikir lucu, karna, tidak mendapat respon dari Rasyid, Vania pun merebut secarik kertas yang dipegang Rasyid.

“Wah, apa ni?” tanya Vania.

“Kak, please lah jangan dibaca!” bujuk Rasyid sembari mencoba mengambil secarik kertas itu ditangan Vania. namun Vania justru mengangkat tangan nya sepintas ia baca dari atas sambil mendongakkan kepala.

“Woah, gilaa si! Siapa yang ngirimin Kamu ini?”

“Lah? emang buat Aku kak, disitu kan gak tertulis kalo buat Aku,”

“ Emm ... anu, ya ya gak gitu.” kata Vania gugup.

“Kenapa, Kak? Kok gugup gitu si,”

Vania diam singkat. “Y-ya kan anu, itu apasii,” gugup Vania sambil menggigit ibu jarinya.

“Kan ada tulisan Tisya nya woii, ya jelaslah ini buat Kamu. Yakali milik Aku,” jawab Vania lalu meletakkan secarik kertas itu ke rak sebelah ia berdiri.

“Udah, jangan dipikirin,  lanjut kerja!” teriak Vania sambil berjalan menuju kasir.

'Aneh banget si' batin Rasyid.

Rasyid pun melanjutkan pekerjaannya tampa terbebani oleh pikiran apapun. Setelah selesai mengecek tanggal kadaluarsa kue, Rasyid beristirahat sejenak setelahnya dia lanjut bekerja.

*****

Langit sore yang begitu indah sangat memanjakan mata! Suara bising kendaraan yang berlalu lalang di kota terdengar sangat jelas. Saat ini Rasyid sedang menempuh perjalanan pulang dengan senyum yang terus terukir di wajah tampan nya. Bagaimana tidak?  Hari ini Rasyid sangat bahagia karna dia baru gajian, meski dalam hati kecil Rasyid terselubung rasa sakit hati karna kejadian tadi siang, tapi dia tidak ambil pusing, yang terpenting sekarang adalah dia harus cepat sampai rumah, dan memberikan gaji nya kepada sang Ibu.

Setelah sampai rumah Rasyid langsung masuk kedalam rumah, tapi sebelum itu Rasyid menaruh sepedanya terlebih dahulu.

"Assalamu'alaikum," salam Rasyid ketika memasuki rumah.

"Wa'alaikumussalam. Wah anak Ibu udah pulang," kata Ibu Rasyid dan menyodorkan tangannya untuk disalimi oleh Rasyid.

"Gimana pekerjaan kamu hari ini? Ada kendala? Oh iya, dari tadi Ibu lihat kamu senyum terus, ada apani?" tanya Ibu Rasyid.

"Alhamdulillah baik-baik saja Bu. Hehe alhamdulillah aku udah gajian Bu,"

"Wah benarkah? Alhamdulillah ya Allah,"

Kenangan dan SayatanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang