Special Chap (1)

1.1K 75 13
                                    

18 tahun berlalu...

Pemuda tampan berlari menuruni tangga dengan baju casualnya dan ransel yang berantakan, ia berjalan tergesa-gesa mengahampiri Mommy nya lalu mencium pipi dan mengambil roti dari tangan sang mommy sambil berjalan.

"Jay jangan pulang larut ya!" peringat mommynya.

"Akan Jay usahakan mom." Sahut Jay sedikit meninggikan suaranya.

Sang mommy menggeleng pelan melihat kelakuan sang putra yang mirip dengan Daddynya, saat ia ingin berbalik sang anak sudah kembali memeluknya dari belakang.

"Kenapa hm? apa ada yang ketinggalan?" tanya sang Mommy lembut dengan mengusap surai anaknya yang meletakkan kepala diatas bahu kirinya.

"Tidak ada hehe. Mom jangan terlalu kelelahan ya, Jay janji akan pulang cepat nanti. Bye mom, Jay berangkat kekampus dulu.

Sang Mommy terkekeh gemas dan mengangguk. "Hati² dijalan sayang."

Jay mengangguk dan berlalu pergi.

Sang Mommy menatap kepergian putra semata wayangnya dengan tersenyum sendu, air mata sudah menupuk disudut matanya.

"Kau sudah besar nak, mom bangga melihatmu tumbuh besar meski kekurangan kasih sayang seorang Daddy." Ucapnya lirih. "Apa kau lihat? Jay kita tumbuh menjadi pemuda tampan, dia mirip denganmu." Ucap sang Mommy dengan mengadahkan kepala untuk menyeka air mata yang akan menetes keluar.

.

.

.

Jay mengahampiri ketiga temannya yang asik berbincang membahas uke² dikampus dan kekasih mereka, merasakan kehadiran sang ketua kelas seni dan ketua band membuat mereka mengalihkan pandangan pada Jay yang berjalan seperti biasa namun mampu membuat semua orang menjerit tertahan karna ketampanannya.

"Hei bro." Sapa Jay.

Ketiga sahabatnya itu menjabat tangan yang Jay ulurkan.

"Tumben lo telat?" tanya Heeseung melihat Jay yang mendudukan diri disampingnya.

"Biasalah." Jawab Jay singkat.

"Terserah sih." Balas Heeseung lagi karna ia juga sedikit kesal karna mendapat jawaban seperti itu.

"Kenapa lo nanya kalo ga penting?" ini Sunghoon yang bertanya.

Jay hanya mengedikan bahu acuh sedangkan Jake hanya menatap Heeseung dan Sunghoon datar.

Jay Lee. Pemuda itu mempunyai wajah yang tampan, Jay memang tinggal bersama Mommy nya sedari kecil sampai sekarang. Meski ia tidak pernah melihat sang Daddy namun Jay tidak pernah membenci Daddy tersebut. Kata Mommy nya, Jay cenderung lebih menurun dengan wajah dan sifat sang Daddy nya yang ia dengar terkenal; tampan, tenang dan penyabar.

Jake menepuk bahu Jay yang saat ini melamun. "Iya dad." Jay refleks menyebut Daddy nya yang membuat Jake mengerutkan kening bingung.

"Kenapa lo?" tanya Jake jengah.

Jay menggeleng pelan. "Tidak ada."

"Kangen Daddy lo ya?" tebak Jake.

Heeseung dan Sunghoon yang sibuk bertengkarpun berhenti lalu menatap Jake melotot dan kembali menatap Jay dengan pandangan bersalah. Heeseung dan Sunghoon memang mengetahui Jay tidak pernah bertemu dengan Daddy nya, dan mereka juga tahu kalau Jay selama ini mengharapkan agar ia bisa bertemu dengan Daddy nya yang entah berada dimana sekarang. Mereka berdua merasa bersalah karna dulu Jay pernah mengatakan bahwa jangan menyebut bahkan membahas Daddy nya saat masih berada di area kampus, Jay hanya tidak ingin semua mahasiswa mengetahui latar belakangnya dan tidak ingin sang Daddy jadi pembahasan. Sedangakan Jake yang menerima pelototan tersebut bukan membuatnya mengerti Jake malah membalas tatapan kedua sahabatnya itu tajam, Heesung dan Sunghoon menepuk jidat mereka frustasi.

Don't Go!!! [SeokSoo]✔On viuen les histories. Descobreix ara