8🌵 Ledakan?

27 3 127
                                    

Halo everyone!

Lama ya?

Dari kemarin-kemarin pengen up tapi nulis part ini gak kelar-kelar. Maklum lah, authornya sibuk buat wacana bukber huhuhu.

Puasa tinggal dikit lagi. Semangat yaa!

Jangan lupa vote dan komen, gaiss....

Happy reading ✨

—————

Definisi bahagia menurut anda?

⏱️⏱️⏱️

Melihat bagaimana caranya membela dan melindungi Annetha dari semua orang, mungkin banyak yang berharap agar Tuhan menghadirkan satu saja sosok seperti Gelora dalam dunia mereka.

Sosok yang selalu ada untuknya, yang tak ingin melihatnya menderita, bahkan mengeluarkan setetes air mata. Juga sosok yang selalu siap berdiri di garda terdepan demi memastikan bahwa sahabatnya baik-baik saja.

Beberapa pihak mungkin beranggapan bahwa cara Lora menyikapi perlakuan mereka terhadap sahabatnya itu terlalu overreacting. Gelora terlalu berlebihan, hingga tak peduli dengan orang lain bahkan terhadap saudaranya sendiri.

Namun jika ditanya, mengapa dirinya harus se-emphatic itu jika menyangkut sahabatnya? Seolah-olah ketakutan terbesar yang bisa menghancurkan dunianya adalah ketika melihat sahabat-sahabatnya terluka.

Sebenarnya tak hanya sahabat, lebih tepatnya pada orang-orang yang ia sayangi. Gelora tak pernah menginginkan mereka berada di posisi seperti dirinya yang dulu. Posisi yang membuatnya seringkali merasa terkucilkan dalam lingkungan pertemanan maupun keluarga.

Dari yang terlihat, Gelora adalah sosok perempuan yang tegas, cuek, arogan, ketus, dan jutek. Sikap seperti itulah yang membuat ia sedari kecil tak pernah disukai banyak orang. Bagi mereka dirinya terlalu congkak dan tak pernah menghargai sekitar.

Namun taukah? Sosok seperti itupun terkadang menyimpan kesedihan yang begitu luar biasa besarnya. Jauh dari sisi luarnya ia mengubur dalam-dalam luka yang mungkin tanpa sadar ditorehkan oleh orang-orang disekitarnya.

Gelora tak tau caranya mengungkapkan rasa. Ia terbiasa memendam segalanya dan bersembunyi dibalik topeng. Jika kebanyakan orang memasang senyum untuk menutupi kesedihan, maka Lora memasang wajah angkuh agar semua orang memandang bahwa dirinya bukanlah sosok yang lemah.

Hanya saja topeng itu hancur kala ia dipertemukan dengan sosok seperti Annetha dan Rehana. Dua orang itu rupanya mampu melihat sisi terlemahnya, mereka tau kapan dirinya berpura-pura untuk terlihat baik-baik saja. Di hadapan mereka Gelora tak bisa berbohong, dan ia pun mengakui bahwa di hadapan mereka pula batinnya perlahan mulai sembuh.

Kala itu Lora percaya, sahabat yang benar-benar sahabat itu ada. Dan kehadiran dua orang itu sudah membuktikan semuanya. Oleh karenanya, Gelora berusaha menjadi paling kuat diantara mereka. Sejak pertama kali melihat kondisi sahabatnya yang dirundung oleh satu sekolah saat tahun pertama di SMA, ia memutuskan akan menghakimi mereka yang mengganggu kesayangannya.

"Permisi neng," ucap seorang pria, salah satu pedagang kaki lima di Jakarta dengan Soto Mie Bogor-nya yang legendaris. Namanya, Bang Mamat yang identik dengan kupluk berwarna maroon. Pria itu meletakkan dua mangkuk makanan dihadapan pelanggannya.

"Makasih, Bang."

Annetha dan Gelora lantas menyantap makanannya. Kadang setiap pulang sekolah mereka mampir dulu di  jajanan kaki lima yang berada di daerah Kebayoran. Menghabiskan sore hari sembari menyantap makanan dan bergosip.

Detik Pertama; kita baik-baik sajaحيث تعيش القصص. اكتشف الآن