4🌵 Tulisan Tangan Pembawa Sial

49 15 45
                                    

Vote komen yaa gais, biar nulisnya makin semangat kan lagi puasa, suka loyo wkwkwk

—————

Thank you, for those who have been patient and accept my shortcomings.

⏱️⏱️⏱️

Flashback to birthday night

Dion akhirnya membawa Annetha keluar dari pesta itu. Perempuan itu sendiri belum sadar, ia kebingungan bagaimana cara membawa Annetha pulang ke Jakarta dalam keadaan seperti ini. Panji lalu muncul dari arah belakang sembari meneteng tas Annetha.

"Tadi Rehana kasi ke gue," katanya. "Lo balik naik mobil gue aja," tawarnya kemudian.

"Lo sendiri?"

"Gue bisa bareng yang lain."

"Thank's, Ji."

Panji mengangguk. Ia kemudian membantu Dion membawa Annetha ke mobilnya. "Hati-hati, ya bro. Cewek kalo mabuk itu bahaya," ucap Panji mengingatkan.

"Bahaya kenapa?"

"Lo tau lah nanti," katanya tersenyum jahil, setelah itu pergi.

⏱️⏱️⏱️

Di tengah perjalanan, Annetha mulai sadar kembali. Namun sepertinya masih di bawah pengaruh alkohol. Perempuan itu menggeliat tak nyaman. "Annetha?" panggil Dion.

"Gue... gue mau mun... huekk."

"Eh.... tahan-tahan, jangan di mobil. Ini bukan mobil gue." Dion mulai panik.

"Huekkk."

Segera Dion meminggirkan mobil, mencari tempat yang aman untuk Annetha muntah.

"Huekk..."

"Turun,"

Annetha segera turun lantas memuntahkan seluruh makanan yang bahkan belum dicerna dengan baik. Beruntung di dalam mobil Panji selalu tersedia air mineral, cowok itu lalu menyodorkannya pada Annetha untuk di minum.

"Gimana? Udah mendingan?" tanya Dion khawatir.

Annetha mendongak dengan mata memelek. "Lo siapa?" tunjuk Annetha tepat di depan wajah Dion.

Ia kemudian tertawa, lalu menangkap wajah Dion. Kedua pipi cowok itu dicubit hingga Dion sendiri meringis. "Lo siapa?! Lo ngejiplak muka babang tampan gue ya? Ngaku!"

"Mabuk lo ya?"

"Minggir!" Annetha mendorong Dion lalu berjalan sempoyongan ke jalanan, Dion segera menangkapnya lagi.

"Annetha!"

"Tolong!!! Gue diculik!" teriak Annetha, lantas Dion membekap mulut perempuan itu.

"Anjir, diam gak lo! Ini gue Dion!"

Annetha menoleh. Ia meneliti wajah itu. "Dion? Hmmm, lo emang mirip Dino gue," katanya.

"Gue punya satu Dino tampan di rumah. Dia baik, pengertian, ganteng, pintar, dan...."

"Iya ini gue Dino lo, sekarang si Dino mau ngajak lo jalan-jalan," sela Dion seraya menuntun Annetha kembali ke mobil.

Detik Pertama; kita baik-baik sajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang