"Kok dilempar, gak sopan sama suami."

"Rel aku mau beres-beres. Kalau kamu marah karena tadi, kan emang seharusnya ulangan gak boleh nyontek. Aku mau ngasih kamu rumus tapi kamunya pergi duluan."

"Ya tapikan-"

"Terserah deh." sela Naya.

Darrel mendelik, harusnya yang marah dirinya kenapa jadi Naya? cowok itu masih anteng diatas kasur sembari melihat Naya yang mondar-mandir memberesi mulai dari kamar, kemudian mencuci piring dan menyapu.

Darrel diam memandangi wajah lelah perempuan itu. Baru pulang sekolah sudah mondar-mandir berberes, "Nay,"

"Aku lagi sibuk, kalau kamu mau marah soal tadi, silahkan."

"Mau dibantu?"

"Gak perlu. Aku masih bisa sendiri."

Darrel menggelengkan kepalanya dan menarik sapu dari tangan perempuan itu. Jika hanya menyapu ia juga bisa. Tinggal dorong-dorong, buang. Ia pengalaman soal ini, bahkan lapangan sekolah bersih karena dirinya yang menyapu.

"Biar aku aja."

Naya memicingkan matanya, "Kamu gak kesambet kan?"

"Nggaklah ngaco. Aku gak tega aja lihatnya. Lain kali aku mau bawa bi Aning kesini."

"Buat apa?"

"Bersih-bersihlah. Masa buat jadi selingkuhan."

"Gak perlu. Bi Aning biar disana aja. Lagian cuma apartemen kok, aku dirumah juga sering bersih-bersih."

"Serius?"

Naya mengangguk dan mengelap tangannya dengan handuk kecil.

"Kamu capek Nay?"

"Capek? pastilah, tapi kan gak boleh ngeluh. Udah kewajiban aku."

Darrel diam, pikirannya menerawang jauh. Kenapa ia seperti tertampar dengan sikap Naya barusan. Perempuan itu tidak mengeluh sedikitpun sedangkan dirinya?

"Nay, aku gak pantes ya buat kamu? kayaknya jomplang banget. Kamunya baik banget, akunya jahat banget. Pantes aja Alvaro kekeuh gak mau putus dari kamu."

"Apa sih ngomongnya. Aku tau kamu sebenernya baik, tapi karena terlalu takut sama orang baru jadi kamu bersikap kayak gitu."

"Sewaktu sama Al, dia gak nyakitin kamu sedikitpun?"

Naya berpikir sebentar kemudian mengangguk, "Dia baik, pengertian, gak egois," jawabnya jujur.

"Sedangkan kamu, kamu bandel, gak pengertian, dan egois."

Darrel membenarkan ucapan Naya. Ia akui memang jomplang dengan sifat Alvaro yang Naya katakan. Tapi Alvaro bisa apa, Naya sudah menjadi miliknya seutuhnya dan ia juga tidak akan mau membiarkan atau melepas perempuan itu sedikitpun.

"Puji aja terus cowok lain." ketusnya.

"Dia nemenin aku ke gramed bahkan sampai berjam-jam."

"Aku bisa beli gramednya."

"Dia sayang banget sama aku loh."

Darrel My Bad Husband [Terbit]Where stories live. Discover now