Part 11

224 54 2
                                    

Hermione menyantap sarapannya perlahan sambil membaca buku. Dia menyandarkan buku itu pada teko susu dihadapannya. Wajahnya sangat serius, membuat Rose memalingkan pandangan dari gadis kutu buku yang duduk tak jauh darinya.

Dia menatap ke arah Ginny. Gadis itu duduk bersama beberapa anak perempuan kelas satu lainnya. Mungkin mereka teman sekamar Ginny, atau memang Ginny yang pandai bergaul. Tak seperti dirinya dulu.

Ratusan burung hantu menyeruak masuk ke aula besar saat anak-anak sedang menikmati sarapan hari pertama mereka. Bunyi kepakan sayap mereka yang saling beradu menciptakan suara gemuruh keras.

"Waktunya kiriman pos." Ujar Neville. Anak itu duduk disebelah Harry sambil menengadahkan kepalanya menatap burung-burung yang melintas diatas mereka.

Seekor burung hantu terjatuh persis kedalam teko susu Hermione. Membuat susu itu muncrat dan mengenai setiap orang yang berada didekat situ.

"Errol!" Pekik Ron. Dia mengangkat burung hantu berbulu abu-abu yang pingsan itu dari dalam teko susu.

Kemudian dia mengambil sebuah bungkusan tipis yang dibawa Errol, membacanya sesaat, kemudian menyerahkannya pada si kembar.

"Untuk kalian. Dari ayah."

Fred dan George berebut mengulurkan tangan dengan tak sabar. Wajah mereka terlihat sangat bersemangat menerima bingkisan yang Rose yakin berisi sebuah buku.

Ron pikir hanya itu yang Errol bawa hingga dia melihat sebuah amplop berwarna merah yang terselip diparuh burung itu.

"Oh, tidak..." wajah Ron langsung pucat. Tangannya gemetar mengambil amplop merah itu.

Rose dan si kembar yang duduk bersama, melotot. Mereka bisa membayangkan apa yang akan terjadi setelah ini.

"Bagaimana ini? Apa kuabaikan saja?" Ron menatap Harry dan Hermione yang kebingungan.

"Memangnya kenapa? Itu, kan, hanya surat." Ujar Hermione.

"Itu howler!" Pekik Ron tertahan.

Harry lebih bingung lagi. "Apa itu howler?"

"Sebaiknya kau segera membuka itu, Ron. Aku pernah mengabaikan howler yang dikirim nenekku dan akibatnya... sangat mengerikan." Neville menatap Ron dengan panik.

Dengan gemetar, Ron membuka amplop merah itu. Dan benar saja, amplop itu langsung melompat setinggi wajah Ron dan langsung mengeluarkan suara melengking yang memenuhi aula.

"RONALD WEASLEY!! KAMI TIDAK MEMBESARKANMU UNTUK MENCURI MOBIL!" Teriak amplop itu. Jelas itu suara Nyonya Weasley. Anak-anak lain diruangan itu spontan menghentikan obrolan mereka dan menoleh kearah Ron. Harry dan Hermione terjengat kebelakang saking terkejutnya.

Aula sunyi senyap. Wajah Ron sudah semerah howler itu sekarang. Duduknya merosot hingga hanya ujung kepalanya saja yang tampak dari atas meja.

"BAGUS! AYAHMU AKAN DIINTROGASI DIKANTORNYA DAN INI SEPENUHNYA SALAHMU! AKU TAK AKAN HERAN JIKA MEREKA MENGELUARKANMU. AWAS SAJA KALAU KAMI MENDAPAT SURAT DARI DUMBLEDORE LAGI, AKAN KUSERET KAU PULANG!"

Howler itu kemudian berpaling kearah Rose. Gadis itu seketika tersentak, bahkan sebelum howler itu melontarkan sepatah katapun.

"Rose sayang... Bagaimana tanganmu?" Tanyanya dengan suara lembut. Sangat berbeda dengan lengkingannya pada Ron.

"Kudengar kau diserang saat distasiun pemberhentian. Jaga dirimu baik-baik. Kami menantikanmu pulang natal nanti."

Selesai melakukan tugasnya, howler itu merobek-robek dan membakar dirinya sendiri. Butiran abu berjatuhan dihadapan mereka.

ROSEMARY POTTER and The Year She Got LostWhere stories live. Discover now