"Ah rusuh lo Gal."

"Apa!"

"Gak...gak...gak."

"Rel," panggil Biru.

"Paan."

Biru terkekeh pelan dan berpura-pura tidak tau saja. Kasihan Naya yang malu nanti, "Nar, malem jalan kuy!"

"Ada sepupu gue dirumah. Lain kali-"

"Yaudah gue ke rumah lo aja." sela Biru.

"Yaelah perasaan lo pada lancar-lancar bener. Gue minggu kemarin kembali menelan pil pahit, gue antar dia ke Gereja dan gue pergi ke masjid sholat dzuhur."

"Bahasa lo terlalu drama Ca." cibir Galaksi.

"Lepasin Ca. Saingan lo bukan cowok-cowok disini atau disekolah lain, tapi tuhannya."

Panca tertohok, terjungkal, terjleb, tersungkur, tertampar mendengar ucapan Bara. Memang LDR terdekat tapi sangat mustahil yaitu LDR beda keyakinan, "Kit hert gue."

"Panca sama Amira aja." usul Ara.

"Gak deh makasih. Mending sama Kinan-"

"Ambil aja, tapi besok pagi lo bangun udah didalem liang lahat." sinis Bara.

"Elah sadboy banget gue." rutuk Panca.

"Lupakan sadboymu, mari kita tunggu anaknya Darrel brojol." celetuk Biru.

"Apaan lo!"

"Ya kan Nay?" tanya Biru mengabaikan lirikan sinis Darrel.

Naya tersenyum kaku, bingung harus menjawab apa, "Gue gak-"

"Itu tanda disana udah cukup bukti. Kita waitingin anak lo kok, tenang. Siapa tau cakep bisa jadi pacar gue." ucap Panca.

"Anak bang Arel?"

Seluruh pasang mata menatap ke arah Ara. Galaksi menendang kaki Panca dan Biru bergantian. Kenapa bisa cowok ember itu mengatakan hal seperti ini saat ada Ara.

"Gak Ra...itu anu-"

"Gak ada. Bolos yuk."

"AYO KAP AYO!"

"Gue ngajak Ara, bukan lo!"

"Gak mau, Ara-"

"Beli cimol, permen." ucap Galaksi. Ia yakin Ara akan mau. Lagipula memang malas ia masuk jam pelajaran bu Ambar.

"Mau, tapi nanti tugas-"

"Sesekali gapapa. Ayo."

"Gal! jangan ngajakin adek gue dong!"

"Apa? lo mau bolos? tinggal bolos repot amat."

"Definisi biadap tapi tetep ganteng ya cuma Gala." gumam Biru.

🥀

"Dingin Nay muka aku."

"Jangan banyak omong, nanti jatuh maskernya." omel Naya.

Darrel My Bad Husband [Terbit]Where stories live. Discover now