Keempat sahabat itu memang sudah bersahabat sejak kelas 10. Dan mereka juga termasuk most wanted boys di Bintang Pelita.

Bastian, cowok yang bodoamat soal rambut—selalu acak-acakan. Dia manis sih, tapi dia itu makhluk paling pecicilan dan selengehan semuka bumi. Tingkahnya selalu nyebelin. Penggila break dance. Dan kadang kalo suasana sedang hening tiba-tiba dia kejang-kejang memamerkan gerakan barunya.

Ryzki, bisa dibilang sih, dia paling dewasa diantara ketiga sahabatnya. Daaan, hobi makan.

Iqbaal, manusia pintar, rajin, penurut, dan... tampan. Walaupun dia kurus, ceking, tapi tatapan mata dan senyuman nya mampu menyihir hampir semua siswi BP.

Dan terakhir, Aldi. Siluet wajahnya terukir mendekati kesempurnaan. Tampan? Ya, pasti. Tidak heran banyak gadis seperti terstrum aliran listrik bertegangan tinggi ketika mendapatkan tatapan cueknya. Itu hanya tatapan cuek, bagaimana jika tatapan romantis? Mungkin semua gadis akan habis terbakar karena aliran listrik yang mengalir dari tatapannya. Apalagi, dia adalah ketua tim basket sekolah ini. Dia cenderung malas, dan selengehan. Tidak terlalu perduli keadaan sekitar. Tapi, selalu perduli kalau soal penampilan.

Mereka berempat memiliki sisi keanehan dan juga hobi yang sama, yaitu basket. Dan mungkin, itu salah dua faktor yang menyebabkan persahabatan mereka semakin erat.

"Eh, eh, itu ya orangnya?" Kiki menggoyangkan bahu Iqbaal tidak santai seraya menunjuk ke pintu masuk kantin.

Serentak, seluruh pasang mata di dalam kantin menatap kearahnya. Kecuali Aldi. Cowok itu malah sibuk memainkan game di ponselnya tanpa mempedulikan ketiga sahabatnya yang sedang melongo menatap anak baru itu.

"Wih, itu mah bidadari jatuh dari surga yang di takdirin buat jadi temen idup gue. Iya. Emang," Bastian manggut-manggut dengan senyum miringnya.

"Yah, yah, yah... Dia ngimpi," celetuk Iqbaal seraya tersenyum sinis. "Bangun, woy, bangun!"

Kiki yang asik terkekeh mendengar celetukan Iqbaal pun terhenti setelah menatap Aldi yang sedari tadi tidak bergeming, kemudian menyikut lengan Aldi. "Di, cantik, tuh!"

"Ck. Terus kenapa?" Aldi menaikkan alisnya sebal menatap Kiki, kemudian mengalihkan tatapannya menatap sosok cewek diambang pintu masuk kantin sekilas lalu kembali fokus pada game di ponselnya lagi sambil berkata, "Cantikkan cewek gue,"

Bastian yang mendengarnya berdecih. "Cewek lo? Yang anak SMA Nusa Bangsa itu? Bukan nya dia belom putus ya sama pacarnya yang –"

"–Iya iya. Dia emang belum jadi cewek gue, tapi akan. Catet!" potong Aldi sebal.

"Terserah. Tetep cantikkan anak baru itu, ah. Cantik banget malah," Bastian manggut-manggut seraya kembali fokus menatap anak baru itu dengan mata berbinar. Sementara Iqbaal dan Kiki kembali berkutat dengan mie bakso mereka masing-masing.

Di sisi lain, Salsha mengedarkan pandangan nya dari ambang pintu kantin, mencari meja kosong. Sambil sesekali tersenyum kikuk ketika tidak sengaja tatapan nya jatuh pada murid cowok yang tersenyum menatapnya seraya menawari tempat duduk.

Salsha menghela nafas lega setelah mendapati meja kantin yang kosong, dan segera berjalan menuju meja tersebut.

Belum lama dia duduk di bangku kantin sendirian, dengan semangkuk mie bakso, dan segelas milkshake cokelat dihadapan nya, sudah banyak yang bergosip tentang dirinya tanpa berusaha mengurangi volume suara.

"Eh, itu anak baru yang pindahan dari Jerman itu kan?"

"Iya. Liat deh, Alena aja kalah cantiknya sama tuh cewek."

UnobtainableWhere stories live. Discover now