11. | Jantung Yang Sama

Comenzar desde el principio
                                    

"Halah ngaku aja kalo sebenernya lo udah jatuh cinta kan sama gue," Telunjuknya terarah pada mata Alanska dengan smirk Laura yang dibuat-buat.

"Gue sih gak masalah kalo lo udah jatuh cinta sama gue tapi lo-nya harus ada berjuang dulu buat dapetin hati gue," Sambungnya sambil tersenyum masam serasa bangga terhadap dirinya sendiri. "Gila cakep banget kan gue,"

"Biar?"

"Ya biar gue juga bisa jatuh cinta sama lo, lo mau kan perasaan lo dibales nah maka dari itu perjuangan ngambil hati gue yang tulus gak bakal segampang yang lo kira." Ujar Laura demikian.

"Pede lo ketinggian! Najis gue liat orang pede kayak lo." Pernyataan Alanska kali ini benar-benar membuat denyut nyeri pada hati Laura kambuh.

Tibalah keduanya dikamar Alanska entah apa yang akan dipaparkan cowok itu tapi Laura terus mengikutinya hingga ia terhenti pada sebuah meja ditepi kasur Alanska dan menemukan sebingkai foto. "Ska lo nyimpen foto kecil gue?" Tanya Laura heran sekaligus senang.

"Sumpah lo bilang najis, najis, najis tapi nyatanya lo nyimpen foto kecil gue what? HAHAHAHA Anjir terharu banget gue,"

Alanska berjalan kearah balok membuat Laura membuntutinya. "Laluna Queenastelle."

Kepala Laura dibuat bingung, alisnya berkutat heran. "Nama depan gue Laur-"

"Dia malaikat cantik yang gue impikan."

"Hah? Gue yang lo impikan? Tapi gue Laura bukan Laluna!"

"Cewek pemberani yang selalu gue tunggu kehadirannya, yang selalu gue nanti lesung pipinya dan yang selalu gue minta pada Tuhan buat jaga dan bahagiakan dia dimana pun berada selagi gue gak ada disampingnya tapi Tuhan lebih suka lihat gue menderita dengan diangkatnya Laluna keatas sana."

"Lo ngomong apaansii? Gak nyampe sumpah ke saluran otak gue," Kemudian Laura mengamati foto itu, ia tak menyangka sejak kapan cowok itu memiliki dan menyimpan foto masa kecilnya, "Ternyata lo udah suka sama gue dari lama ya Ska," Pikirnya, begitu.

"Laluna yang gue suka bukan lo."

"Ya Laluna tuh siapa kok mukanya mirip banget gue, plagiarisme kemukaan namanya, gue harus laporin!" Kecam Laura.

"Itu kembaran lo."

Deg!

"Hah..?"

Alanska menoleh kesamping sambil menatap Laura yang menganga bingung. Telunjuknya terangkat kedepan dada gadis itu. "Didalam jantung lo, ada jantung cewe yang gue suka." Pungkas Alanska.

"Lo suka gue atau lo suka jantung gue?" Daya tangkap Laura sungguh teramat jauh untuk diartikannya dari setiap pernyataan Alanska. Gadis itu kebingungan sambil menyernyit penjelasan.

"Lo punya kembaran dan kembarannya itu cewek yang gue suka, cewek yang pertama kalinya bisa buat gue jatuh cinta." Alanska memainkan lidah pada giginya sejenak sambil menahan sesuatu dari matanya yang menutup sesaat, "Gue mau nikahin lo karena lo kembaran orang yang gue cintai,"

"Karena rasa penyesalan dimana gue belum bisa milikin dia sepenuhnya, dimana gue bener-bener kecewa sama diri gue sendiri karena gak bisa jagain dia setiap hari, dimana...." Nadanya terdengar frustasi.

Laura dibuat tak berkutit meski dirinya belum paham akan apa yang telah terjadi, "Jadi maksud lo gue punya kembaran?"

"Dia meninggal karena kecelakaan di sepuluh tahun yang lalu." Ungkap Alanska lagi yang membuat sebuah nyeri baru pada jantung Laura. Laura kebingungan harus menanggapi apa, jantungnya mulai melemah, ia tak sanggup menderngar tutur Alanska selanjutnya, Stop.

ALANSKADonde viven las historias. Descúbrelo ahora