| Our Separation |

24 6 1
                                    

Awal tahun 2016 ketika salju mulai turun dengan lebat, pada sore hari setelah acara kelulusan, kedua keluarga berkumpul di restoran Cina yang ada di Incheon. Kedua anak mereka yang masih menggunakan jubah kelulusan dan toga menyantap dengan lahap tangsuyuk serta jajangmyeon yang tersedia di meja. Sementara keempat orang dewasa mengobrol tentang politik untuk pemilihan umum tahun depan.

Sumpit di tangan Nicholas mengambil tangsuyuk yang akan diambil Joanna lalu mereka tertawa "Untukmu." Joanna mempersilahkan Nicholas untuk mengambilnya. 

Namun pemuda itu melirik tajam "Yakin? Tangsuyuk yang dicampur saus adalah favoritmu" Joanna mengangguk dengan senyuman.

Ketika sumpit di tangan Nicholas sudah mengangkat tangsuyuk itu dan didekatkan pada wajahnya, tangan Joanna bergerak cepat dengan mengambil tangsuyuk itu dengan sumpitnya "This is mine." dengan segera Joanna memasukkan tangsuyuk ke dalam mulutnya.

Jari Nicholas langsung menyentil kening Joanna membuat gadis itu berseru "AW SAKIT!" Nicholas melirik kesal sambil menjulurkan lidah.

Kedua orang tua mereka menggelengkan kepala heran melihat tingkah kedua anak mereka yang masih tidak berubah sejak sekolah sampai sudah resmi lulus dari tingkat mahasiswa. Mrs Son Yerri, ibu Joanna berujar "Kalian tidak malu dengan toga yang kalian pakai?" 

Mrs. Lee Natalie , ibu Nicholas tertawa lalu menimpali "Jiwa kalian masih terjebak di sekolah ya." kedua suami mereka ikut tertawa sementara Joanna masih meringis kesakitan.

"Sudah ada rencana mau melamar kerja dimana, Joan?" tanya Mr. Kim Willson, ayah Nicholas.

Joanna mengangguk yakin "Surat kabar Daehan." jawaban Joanna mengejutkan semua orang kecuali Nicholas. 

Ayah Joanna yang bernama Mr. Kim Thomas juga, bertanya "Kamu yakin akan menjadi jurnalis? Di kantor appa, tim legal sedang ada vacant position." 

Joanna memutar bola mata lalu menatap ayahnya "Appa, aku sudah bilang kan."

Ibu Nicholas berujar "Joanna kalau sudah punya keinginan pasti sulit untuk dirubah."

Ibu Joanna menimpali "Kepalanya sekeras batu. Entah seperti siapa." 

Joanna mencibir "Tentu saja mirip eomma, siapa lagi. Kata appa, kepala eomma sekeras batu." ucapan Joanna menimbulkan tawa di antara mereka semua kecuali ibu yang melirik tajam suaminya.

"Keras kepala itu sebenarnya bisa diartikan pendirian yang kuat." Ayah Nicholas menepuk pundak anaknya "Appa berharap kamu juga seperti itu, Nicho."

Joanna menatap Nicholas yang hanya tersenyum "Nicholas sudah seperti itu kok, Appa. Buktinya dia sudah mendaftar wajib militer bagian kedokteran militer." ucapan Joanna mengejutkan semua orang di meja itu. Senyuman Joanna terarah pada Nicholas. Sahabatnya itu belum berani mengatakan pada ayah dan ibu kalau dia sudah mendaftar wajib militer. Alasan kesehatan yang menjadi keraguan bagi orang tua Nicholas untuk melepaskan anak mereka menjalani wajib militer.

Tapi sebulan lalu, Nicholas mendapatkan tawaran magang sekaligus menjalani wajib militer di rumah sakit militer yang ada di Paju, daerah perbatasan. Awalnya Nicholas ragu tapi setelah berdiskusi dengan Joanna lalu menyakinkan dirinya sendiri, pemuda itu bertekad menjalani wajib militer sekaligus magang dokter. Kali ini, mereka akan betul terpisah secara fisik dan jarak.


 Kali ini, mereka akan betul terpisah secara fisik dan jarak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
OUR PRECIOUS AFTERNOONWhere stories live. Discover now