| Is he happy? |

31 6 1
                                    

Di salah satu bangsal unit gawat darurat Rumah Sakit Universitas Nasional Seoul terbaring pria muda dengan mata tertutup dan selang infus terpasang di lengan kirinya.

Seorang gadis dengan banyak titik keringat di wajah dan penampilan tidak rapi mendatanginya sambil menghela napas panjang "At least, you remember to call me first."

"Anda wakil dari Nicholas Kim?" perawat berpakaian biru langit mendatangi gadis yang mengangguk kepadanya "Siapa nama Anda?" tanya perawat itu lagi.

"Joanna Kim."

"Hubungan dengan pasien?"

"Sahabat pasien." Joanna melirik kondisi Nicholas lalu bertanya "Apa yang terjadi padanya?"

Tepat waktu dengan pertanyaan Joanna, seorang dokter menghampiri mereka sambil berkata "Paru - paru Nicholas radang menyebabkan dia mengalami demam."

"Sejak kapan paru- paru Nicholas radang?"

Sebelum dokter menjawab, gadis lain datang dengan raut wajah kesal dan kecewa "Aku wakil Nicholas Kim. Aku pacarnya."

Joanna memutar bola matanya mendengar ucapan Elsie sedangkan perawat berkata "Maaf Nona. Tapi Nona Joanna Kim sudah mewakilkan pasien."

"Dia sahabatnya tapi aku pacarnya." tunjuk Elsie pada Joanna.

Perawat dan dokter saling berpandangan membuat Joanna berkata "Ganti saja nama wali dengan namanya." perawat mengangguk lalu menulis sesuatu di papan yang dibawa.

Joanna menatap dokter yang memahami maksud tatapan Joannna "Radang di paru - paru Nicholas kambuh. Padahal sudah dua minggu dia tidak mengeluh sakit karena sudah enggak begadang lagi. Apa kalian tahu aktivitas yang Nicholas lakukan akhir - akhir ini yang membuatnya kelelahan?" mata dokter menatap Joanna dan Elsie bergantian.

"Seharusnya hanya belajar saja." Joanna mengalihkan wajah pada Elsie "Apa kalian bertemu setiap hari?"

Elsie berdecak kesal "Tentu saja, aku kan pacarnya." Elsie menatap dokter "Kami hanya menghabiskan waktu di kampus untuk belajar. Mungkin dia kelelahan karena harus ikut kelas praktik tambahan."

Joanna mengerutkan kening karena kelas praktik tambahan sudah berakhir akhir bulan Februari.

"Baiklah, tidak apa - apa. Aku sudah memberikan obat pada Nicholas dan biarkan dia istirahat sampai besok pagi. Aku akan mengecek kondisinya besok."

"Terima kasih Dok." Joanna menundukkan kepala lalu dokter dan perawat pergi meninggalkan kedua gadis itu.

Joanna menghadapkan wajah pada Elsie "Kelas praktik tambahan sudah berakhir akhir bulan kemarin. Dia ada kelas tambahan lain?"

"Ada. Berkencan denganku." Jawab Elsie lalu menghampiri Nicholas sambil bertanya pada Joanna "Kamu ditelepon Nicholas?"

"Iya. Dia menelepon ketika perjalanan ke rumah sakit." Joanna menatap Elsie "Dia mudah sekali untuk sakit jika kelelahan berlebihan."

Elsie mencibir "Aku juga tahu hal itu, tidak perlu memberitahuku lagi. Kamu bisa.."

"Seonbae, ada apa?" Joanna berbicara di telepon membuat Elsie berhenti bicara.

Mata Joanna melirik Nicholas sambil berkata "Aku akan ke ruangannya sekarang." Joanna langsung melangkah keluar dari unit gawat darurat.

"Cih, berpamitan saja tidak." cibir Elsie lalu menatap Nicholas yang ternyata sudah mulai membuka mata perlahan.

"Joanna." satu kata dari mulut Nicholas membuat Elsie terkejut dan mematik api kemarahan dalam hatinya dengan segera.

OUR PRECIOUS AFTERNOONWhere stories live. Discover now