2

51 14 36
                                    

Benar apa yang dikatakan Venus, meja tempat murid baru duduk, sudah dikelilingi tiga murid yang tampan, salah satunya ketua basket.

Dalam batin Langit menggeram kesal, ia kalah cepat, padahal tadi ia sudah sangat percaya diri bahwa murid baru itu akan kepincut padanya, namun sekarang bisa dilihat, murid baru itu tidak menghampirinya, malah murid baru yang dihampiri seorang seleb.

Perlu digaris bawahi jika ketua basket itu adalah seleb.

Mata Venus menatap murid baru dan sesaat menatap Langit yang terlihat kesal.

"Bener kan apa kata gue," sombong Venus, Langit membuang mukanya, Venus terkekeh.

"Lo sih! KePDan, PD boleh tapi jangan ketinggian, gini kan jadinya."

"Apaan sih! Diem deh."

-

Bulan yang sedang menikmati makan siangnya dikantin merasa terganggu karena tiga orang yang sksd dengannya, sok kenal sok deket.

Ketenangannya terusik oleh ketua basket dan kawan-kawannya.

Bulan berusaha tidak mempedulikan mereka, ia hanya acuh.

"Bulan kenapa diem aja?" tanya Eros, dia ketua basket.

Bulan tetap bungkam, ia masih sibuk dengan makanan dan minumannya.

Eros tersenyum sinis, "Hey, bulan, kenapa diem aja?"

"Gak papa," jawab Bulan singkat.

"Ntar malem, jalan yuk." Teman-temannya tetap dibelakangnya, mereka berdua berdiri sedari-tadi.

"Gak bisa."

"Ayolah, Lan, gue jemput deh," mohon Eros.

"Gak bisa," jawab Bulan, ia beranjak dari duduknya dan akan pergi, namun pergelangan tangannya dipegang kuat oleh Eros

"Apa-apaan sih! Lepasin." Hempasan pertama masih belum bisa terlepas, namun hempasan kedua, terlepas. Pergelangan tangan Bulan memerah.

Kejadian tersebut menarik perhatian seisi kantin, termasuk Langit dan Venus.

"Woy! Lang, tolongin woy!" Venus heboh dengan sendirinya.

"Apaan, gak ada untungnya sama gue."

"Cepet! Kasian woy, lo gak tau aja kek gimana sikap Eros." Venus mencoba terus mengompori Langit.

"Bukan urusan gue," kata Langit cuek, namun matanya masih melirik Bulan dan Eros.

Venus mendengus kesal, bola matanya memutar malas.

"Serah lo dah, Lang."

"Bagus."

Keduanya masih melihat Bulan, Eros, dan teman-teman Eros.

"Kalem dong," kata Eros dengan senyum andalannya.

"Murid baru aja belagu."

"Iye noh, mana sok jual mahal lagi," kata Kevin, salah satu teman Eros.

"Mau lo apain nih murid baru?" tanya Roy.

Sebenarnya Bulan biasa saja, bahkan ia ingin kembali duduk.

to the moonWhere stories live. Discover now