limabelas [END]

1.9K 160 78
                                    





Suara seseorang membuat Jongin terusik dari tidur pulasnya, memaksanya untuk membuka mata dan mengusap matanya untuk menemukan seseorang yang baru saja mengganggu tidur lelapnya.

"Jongin baik baik saja Imo, dia sudah pulang, jangan khawatir, aku akan menjaganya"

Dilihatnya Sehun sedang menelpon seseorang yang ia pastikan itu ibunya sembari menghadap kearah jendela. Sehun tiba tiba membalikkan badannya membuat matanya bertemu dengan Jongin.

"Jongin sudah bangun, kututup dulu Imo" Sehun mematikan sambungannya dan menghampiri Jongin yang sedang berusaha untuk bangun.

Jongin menemukan dirinya sulit untuk bangun, kepalanya juga sakit bukan main, ia memegang perutnya karna terasa sangat mual.

"Sayang, sudah bangun?" Sehun menghampiri Jongin dan membantunya untuk bangun, Jongin hanya diam saja dengan ekspresi wajah yang datar.

"Minum ini untuk meredakan pengarmu bekas semalam, setelah itu makan ini, bibi sudah membuatkan makanannya, ingin kusuapi?" Sehun memberikan satu botol minuman pereda pengar dan langsung ditenggak habis oleh Jongin

"Sudah lebih baik?" Jongin diam masih mengabaikan, mencoba bangun dari tempat tidurnya. Sehun hanya melihat sang kekasih yang berjalan sedikit sempoyongan kesana kemari

"Mencari sesuatu?" tanya Sehun

Jongin mengabaikan dan mengambil baju yang kemarin bekas ia pakai, memeriksa seluruh kantong mencari sesuatu disana

"Mencari ini?" tanya Sehun yang ditangannya sudah berada satu bungkus rokok. Itu rokok yang kemarin berada di kantong celana kesayangannya semalam sesaat kemarin ia menggantikan baju Jongin.

"Kembalikan padaku" pinta Jongin dipenuhi dengan amarah, itu miliknya, dan Sehun tidak berhak melarangnya untuk itu.

"Tidak akan, kau yang duduk kemari" perintah Sehun menepuk sebelah kasur yang kosong.

"Berikan padaku sialan! itu milikku! kau tidak punya hak apapun untuk melarangku!" pekik Jongin dengan suara yang meninggi. Sehun berdecak kesal, amarahnya sudah hampir diujung tanduk, ia membenci kesayangannya yang berlaku demikian.

"Duduk kubilang" sedingin mungkin Sehun memerintah, tetapi Jongin tidak peduli, ia diam tidak menuruti. Sehun menghampiri kesayangannya dan menarik lengan Jongin untuk membawanya duduk kembali di kasurnya

"Duduk Sayang—"

"Awww fuck! goddamn it! lepaskan!" Jongin menepis kuat tangan Sehun yang meremas lengannya kuat kuat, meringis kesakitan serta mengusap lengannya lembut

Sehun membulatkan mata melihat Jongin yang meringis, ia menarik lengan kesayangannya dengan lembut, mencoba melihat apa yang terjadi disana

"Jongin kau melakukannya lagi" Sehun bergumam pelan, terkejut dengan apa yang ia lihat. Lengan Jongin yang dipenuhi bekas sayatan kini ditimpa lagi dengan beberapa bulatan luka bakar.

"Katakan apa yang kau lakukan?"

"Bukan urusanmu—"

"Apa kau menyudutkan puntung rokok ini ke lenganmu? katakan Jongin!" Sehun membentak, membuat Jongin benar benar terkejut, tidak tahu bahwa Sehun akan semarah ini, ia mengangguk pelan

"Duduk" perintah Sehun yang entah mengapa Jongin turuti, for goddamn sake Sehun terlihat benar benar menyeramkan untuk Jongin sekarang

Sehun pergi membongkar laci rumah Jongin hingga ia kembali membawa satu salep luka bakar dan duduk disamping tubuh Jongin

"Kemarikan lenganmu" pinta Sehun, Jongin tidak menurutinya, menyembunyikan lengannya ke belakang tubuh

"Kubilang kemarikan—"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Special || HunkaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang